TAMAN LAUT JIKOMALAMO TERNATE MALUKU UTARA





Setelah setahun absen untuk trip akhir tahun 2017 jelang 2018, dikarenakan UAS yang menyita pikiran dan mengemukan badan, akhirnya tradisi Trip akhir tahun 2018 jelang  2019 dapat terlaksana. Kali ini tujuannya Ternate-Tanjung Waka Sanana Maluku Utara. Siapa yang ga kenal Ternate yang tersohor sejak jaman sebelum VOC mencekram cakar-cakarny ke  ibu pertiwi. Maluku, Halmahera dan Ambon adalah segitiga emas, bisah dikatakan juga jalur sutra bagi Portugis, Spanyol dan VOC. Sisa-sisa kekuasan penjajah masih tampak jelas di ketiga pulau tersebut. Selain Benten-benteng yang kokoh, mega dan berselimutkan aura mistik, sifat-sifat feodal tertanam sampai sekarang di masyarakat kita. Warisan satu ini sungguh membuat bangsa ini susah untuk menjadi besar, hilang dari jajahan asing, kini tertindas oleh saudara setanah air.
4 tahun silam kali pertama aku menjelajah Ternate dan Jailolo, penantian yang lama untuk kembali lagi ke Negri Gunung Api ini. Tak banyak yeng berubah, Gunung Tidore yang bak Tumpeng masih tetap cantik, menawan dan gagah menjulang dilangit biru kepulauan Maluku Utara, gunung Gamalama pun tak mau kalah dengan kecantikan Tidore yang rupawan. Gamalama gunung api aktif  dengan ketinggian 1750 mdplyang berteker di pulau Ternate begitu besar dan kokoh, walau hati miris melihat pungung-pungung nya sekarang berhiaskan atap-atap rumah yang mulai merambat naik, tidak lagi di kaki gunung. Arrrg Ternate kota tua yang kini mulai bersolek dan memadat. Saudaranya sindiri Tidore kota yang sama dikaki gunung Tidore dengan ketingian 1730 mdpl, merupakan kota cantik, rapi dan bersih. Ternate maupun Tidore sama-sama kota di kaki gunung api yang dikelilingi laut nan indah, satu hal yang membuat aku tak kan berlama-lama dikota ini adalah cuacanya yang super duper panas di siang hari bisa mencapai 34-35oC, asli seperti kepiting rebus rasanya, tips kalau mau ngebolang di kepulauan Maluku utara pergi lah/keluar rumah di atas jam 3.00 sore atau habis subuh sampai pukul 9.00 pagi saja. Keluar diatas jam 9.00 pagi sampai jam 3 sore, seperti matahari memayung kepala tanpa diskon panasnya.

Beruntunglah ini trip divers, jadinya dikala matahari dengan baik hati memanasi negri gunung api ini, kami mengademkan diri sembari menikmati keindahan taman laut Ternate. Keindahan taman laut Ternate salah satunya ada di dive spot Jikomalamo, sebuah teluk kecil yang menghadap pulau Hiri. Jikomalamo Cantik atas bawah, diatas berhiaskan laut dengan air sejernih kristal water, pulau Hiri yang hijau menjulang ke langit biru bersuara deburan ombak dan kicau burung. Sementara itu di kedalaman 7 – 25 meter di bawah permulaan laut hamparan soft coral hampir 95% menutupi dasar laut yang bak mangkok ini. Keanekaragaman coral pun beraneka, mulai coral api, tabel ciral, sponge coral, barel coral, ear coral, dan banyak lagi lianya. Ikan-ikan penghuni dasar laut pun damai dan tentram di birunya teluk Jikomalamo. Teristimewanya disela-sela coral api terdapat ikan cardinal fish bahasa desonya ikan bangai yang endemik dengan selat Lembeh Manado. Namun Cardinal fish disini ukuran tubuhnya lebih besar dengan corak hijau toscha yang lebih dominan. Sayang ikan ini super pemalu,  sehingga sukar diphoto, kita mendekat dia akan masuk kesela-sela coral api,,argggh ini ikan tak mengenal narsis sepertinya....
Selama 2 hari ternate, banyak ilmu yang aku dapat teristimewanya kali ini dive trip ku di dampingi oleh orang hebat, keren dan cerdas, mempuni ilmunya dan terpenting cowok gondrong hitam manis yang terkenal dengan still black fashion dan gaya puffer fish bila di photo ini ga pelit akan ilmu, bak ilmu padi makin berisi makin merunduk, Kang Adith Keleum. Ya,,beliau dengan sabar mengajari aku bagaimana cara moto UW wide dan macro. Tingallah aku yang termehek-mehek menyerap ilmunya. Masalahnya, setiap habis dive akan di review hasil photo ku yang yang seadanya....demi ilmu demi photo indah dipandang mata aku rela malu dan mengakui kebodohan aku dalam mencerna kata-kata. Rasa-rasanya ribuan terimaksih akan kebaikan hati Kang Adith taklah cukup, biarlah Ilmu yang berfanfaat sebagai amal jariah yang tak kan putus sampai akhir jaman yang membalas semua kebaik Kang Adith. Mengenai hasil jepretan ku, hehehe pembaca budiman nilai sendiri ya,,, yang pasti masih banyak yang harus aku pelajari dan terus belajar, belajar, latihan-latihan tak henti..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA