BERJIBAKU MENUJU BANDA NAIRA PULAU PENUH SEJARAH

peta kepulauan banda naira

Gugusan Kepulauan Banda Naira berada di propinsi Maluku, Tepatnya Maluku Tengah, di tenggara Ambon, dan selatan pulau Seram, terbentang di kedalam laut Banda yang membiru. Banda sejak dahulu kala menjadi daya tarik bangsa-bangasa eropa dengan hasil rempah-rempahnya terutama Pala. Banda menjadi rebutan negara-negara eropa, Portugis, Belanda, Ingris, bahkan spanyol pun sempat mampir di Banda.
Pada abad 17 Banda menjadi ibukota propinsi pemerintahan hindia Belanda, namun di abad 21 ini Banda hanyalah sebuah kota kecil penuh jejak sejarah yang hanya berstatus kota Kecamatan  d<#_#>b""""".
Dahulu Banda Naira negri yang makmur, mudah terjangkau, walau terletak nun jauh di timur dengan pulau gunung api setinggi 670 m menjulang tinggi di birunya langit indonesia timur. Namun sekarang menjangkau Banda Naira butuh perjuangan, fisik, mental dan finansial. Berikut kisah perjalanan ku di Banda Naira kota cantik berbalur sejarah kejayaan masa silam.

22 Desember 2013, tepat pukul 16.00 wita GA 646 mendarat mulus di bandara patimura Ambon, setelah 3 jam mengudara. Antusias dan semangat berapi-api pastinya. Terlebih sebelum mendarat aku dan seluruh awak pesawat di sambut dengan parade pelangi...WOW...ga hanya satu pelangi namun banyak sekali setiap 10 menit sekali pelangi-pelangi bermunculan dengan warna-warni indahnya, seakan-akan pagar ayu nan elok. Sayang di sayang pesawat ga bisa berhenti di atas hanya untuk sekedar menyentuh pelangi...(*__*)""" Setiba di koridor Bandara Patimura Ambon rasa senang dan bahagia terus berlanjut, melihat sepanjang koridor kedatangan begitu ciamiknya, gak hanya bersih, namun sangat cantik ruangan sepanjang 7 meter ini berhiaskan angrek bulan yang lagi mekar....duchhhh...serasa di taman bunga.

rainbow dari jendela GA di atas Ambon

Bandara Patimura Ambon

Berawal dari Pesawat Merpati yang dengan teganya memajukan jadwal penerbangan dari tgl 23 Des 2013 jam 7 pagi ke tgl 22 Des 2013 jam 7 pagi, dengan alasan cuaca buruk. Padahal aku sudah membayar pesawat GA pd tgl 22 des 13 tiba diambon jam 4 sore, dan booking hotel manise ambon by Agoda. Telepon dari pihak merpati, "Mbak coba mundurin tanggal keberangkatannya dari Jkt-Amq tgl 21 Des 13" hal yang mustahil di kala peak season jelang hari raya Natal, pasti semua flight full seat. Jadilah hotel Manise seharga Rp.360.000,- hangusssssss "(-__-)"""""".
Mau tak mau, bila mau ke Banda naira satu-satunya cara di minggu penghujung desember 2013 adalah by Kapal Pelni, yang sungguh penderitaan selama perjalanan tampak jelas terlukis di otak ku. Secara 15 tahun silam Kapal pelni adl langganan tiap tahun mudik ke Bangka.,,ARRGHHHHHH,, malas, enggan rasanya, tapi apa daya tak ada pilihan. Secara Flight ke Banda Naira hanya ada Merpati air, yang jadwalnya pun ga ada di web resmi Merpati atau kantor merpati pusat. Satu-satunya transportasi yang pasti seminggu sekali hanyalah KM. Tidar dan KM. Kalimutu, itupun harus rajin-rajinlah ke Kantor Pelni menge-check jadwal keberangkatan kapal yang suka berubah-ubah, kalau bukan karena cuaca pasti kapal masuk dok.

Dari Bandara patimura menuju dermaga Yos Sudarso di kota ambon di tempuh 1 jam perjalanan, setelah tawar menawar denga sopir taksi yang ga ada hasilnya,tetap menggunakan tarif resmi Bandara Kota ambon Rp. 200.000,-dan akupun enggan mengunakan ojek (teringat pengalaman ke Alor buat pinggang patah). Bandara dan kota Ambon itu terletak di dua sisi yang berbeda, parahnya lagi Bandara terletak di ujung sisi yang satu sementara kota ambon tepatnya pelabuhan Pelni dermaga Yos Sudarso terletak di seberang sisi namun dipertengahannya. Walhasil mobil pun harus memutar teluk Ambon yang luas. Namun di tengah perjalanan sopir bilang mbak kita naik fery aza ya, lebih cepat hanya 10 menit penyebrangan,dengan santai aku meng"IYA"kan. Mobilpun berbelok ke dermaga fery, karena lama mengantri, si pak sopir bilang, sudah kita batal aja naik fery Mbak, kapalnya cuma 1 yang jalan, kita naik speedboat saja. Lagi-dan lagi aku mengiyakan saja, di benak ku mungkin kapal cepat yang bisa masuk mobil, walau aku sedikit heran juga ada gitu kapal cepat yang bisa angkut mobil???
Mobil pun kembali ke arah Bandara, tak jauh dari dermaga fery, mobil berhenti, dan si bapak tanpa konfirmasi ke aku, langsung membawakan tas ku."Ayo, mbak, turun" tugas nya. manut aku turun dari mobil sambil terheran-heran. kulihat di kejaauhan kapal kapal kecil serupa Ting-ting bermesin jet mengankut sarat penumpang, hiksssss,,ada yang ga beres nic????. 
Belum sempat aku berpikir jernih si Pak sopir menganjak aku antri diujung dermaga speedboat berdesakan dengan penumpang lain, karena penuh, seenak perut pak sopir, menarik ku, keluar dari antrian. Menuju mobil kembali. "Kita ke dermaga satu lagi aja mbak"..kesal aku menjawab???? sebetulnya aku mau ke ambon lewat mana Pak????, klo naik kapal itu kan artinya mobil ini ga bisa masuk??? dan bapak juga ga ikut kan??? sembari nahan emosi. "Iya, mbak naik speed aza lebih cepat dan langsung ke dermaga pelni, ga usah naik mobil lagi." ujarnya tanpa beban. "AH!!!!klo gitu ini ongkos taksi ga 200ribu donk??? setenganhya aja!!!,,,'GAK BISA MBAK, UDA ATURANNYA!". Lah kan perjanjiannya ke kota Ambon bukan di tegah jalan, kata ku geram...BLA..BLA...Bla si sopir berargumen, bete selangit tujuh. Pada akhirnya dia bilang ya uda bayar 150rb saja. Ga ikhlas rasanya aku membayar segitu,,,karena sopir yang ga jujur!!!!.Dan ketidakjujuran si sopir keterusan dengan memboking satu speedboat yang mesti ku bayar 50rb, padahal itu kapal bisa di share sama penumpang lain. Sungguh,,,,aku hanya ngebatin, smg saja Pak sopir taksi kena karmanya. 
Dermaga speed

Km. Tidar di pelabuhan Yos Sudarso


Rasa geram ku pun melaju cepat bersama speedboat 50rb, seorang diri aku melintasi teluk Ambon menuju KM.Tidar yang sudah sandar di dermaga Yos Sudarso Ambon. Sesampai di dermaga ratusan atau mungkin ribuan orang sudah berkerumun di dermaga, Turun maupun naik ke kapal sama sesaknya. Sengatan matahari sore Ambon seakan tak mau kalah dengan ribuan orang yang sibuk di dermaga kotor dan kumuh ini. Belasan anak kecil riang berenang-renang diantara sampah plastik dan air laut yang kelam jauh dari bening. Terseot-seot aku mengangkat tas divingku, rasanya ngebolang makin ribet saja sejak hobi diving meracuni darah-darahku. Setelah puter sana-sini akhirnya kutemukan juga loket penjualan tiket Pelni, dan ternyata itu di bawah tangga naik ke KM. Tidar. Dekat di mana aku di turunkan oleh speedboat...ARRRRRRRGGGGG..peluh dang keringat membajiri sekujur tubuh ku. Rasanya perjuangan ku tak hanya harus ke dermaga Yos sudarso, menemukan loket tiket, tapi juga harus menerobos tumpukan puluhan orang yang berdesak-desak mengepung petugas penjual tiket....ALAMAKKKKKKK...ku sisingkan lengan menerobos orang-orang yang sama baunya dengan ku,,,bau KERINGATTTTTTT,,,untuk badan ku kecil bisa selip sana sini, walau harus menyelinap diantara badan2 kekar yang berbalur farhum alami. 30 menit terhimpit lautan manusia, akirnya kudapakan juga tiket PELNI KM.TIDAR MENUJU BANDA...YUHUUUUUU...BANDA I'M COMING. Tinggal selangkah lagi "8 jam mengarungi laut Banda" akan menjadi malam panjang dan tak terlupakan.
Hotel Maulana
Setelah memulihkan energi dengan KFC, aku pun siap memasuki KM.Tidar yang akan membawa ku ke Banda. Beruntungnya aku berjumpa Aldi, mahasiswa unpati yang lagi nyambi sbg ojeg. ga hanya mengantarkan ku membeli kfc, doi juga membawakan barang-barangku menuju deg 7 KM.Tidar. Sungguh mati naik ke kapal pelni, itu perjuangan, tangga yang tinggi dengan desakan orang-orang2 yang jauh dari kata sabar untuk mengantri....luar biasa buruknya prilaku orang kita. Tak henti aku ucapkan terimaksih pada Aldi, tanpa dia akan sangat sulit menggapai deg 7. Tepat pukul 6 sore, Ari Dan Ul teman twitter ku, merapat ke KM. Tidar. bertiga kami siap melewati 8 jam mengarungi laut Banda. Tak bertahan lama kami di deg 7, tak hanya panas menyergap, semakin malam, semakn ramai saja penumpang yang naik ke atas. Ari UL, berinisiatif untuk pindah tempat, untung ada teman Ari (aku lupanamanya), mengajak kami ke deg 3 yang lebih adem, walau kami harus rela bersempit-sempit dilorong-lorong kamar tidur ABK.
Obral sana sini, 8 jam berasa lama, terlelap 1-2 jam, dan kapal masih jua blum merapat ke Banda,,,,hmmm,,,sungguh ujian kesabaran. Pukul 02.30. dari pengeras suara, sang nahkoda mengumumkan kurang dari 30 menit, kapal akan berlabuh di Banda,,,,YAAAAAAAA,,,Alhamdulillah senangnya. bergegas kami membereskan barang-barang. pukul 03.00 kapal merapat, dan kami ikut desakan antrian yang sudah mengular di pintu utama. 
Sarapan pagi ku bersama Gn.api Bandanaira

Rasanya derita tiada akhir, di tipu tukang taksi, muter2 cari loket, berdesakan menerobos antrian, 8jam termehek-mehek, ee.... turun untuk menginjakan bumi Banda pun perjuangnya jauh lebih berat, 40 menit sembari memanggul ransel (trims Ul, uda mau bawa tas dive yag super berat ku). Dikala dini hari saat waktunya untuk terlelap, aku dan ribuan orang, di KM. Tidar berjuang untuk keluar dari kapal yang bau nano-nano ini. Antrian yang kacau balau, satu pintu untuk tangga naik dan turun di satukan...OMG...MENYEBALKAN PASTINYA, mana penumpang pada ga sabar, bukan hanya  dorongan dari belakang agar maju, namun dorogan dari depan juga, akibat kuli-kuli yang memaksa masuk.
Teriakan histris penumpangpun semakin menambah carut marut sistem transportasi yang EHMMMMM BGTSSS, Sungguh Dinihari yang mencekam diatas KM.TIDAR.
Pada akhirnya sampai jg dibawah, dengan peluh bercucuran, dan hati kesel sekeselnya, bagai mana tiadak kesel, jelas ada aparat keamanan menjaga tangga naik, namun ga berfungsi....arggggggggg.
Terlepas dari semuanya, kami ber4 bergegas menuju Rumah Makan Nusantara,, jam 3.30 subuh lahap kami menyerbu hidangan yang tersedia beserta es teh manis. bagai kalah tempur rasanya....<@_@>"

Sesampai di Maulana Hotel, lega rasanya, setelah basa basi singkat dengan Pak Dede manajer hotel. Aku segera diantar ke kamar. Mengguyurkan tubuh dengan air hangat setelah berjibaku selama 25 jam di perjalanan yang sangat-sangat berwarna itu...LUARA BIASA...cuma satu kata ALHAMDULILLAH sampai tujuan dengan selamat, saat nya melanjutkan berlayar ke pulau impian besama armada kasur beserta ABK nya yang pasti Bersih, Wangi, Harum,,,hanya aku dan aku isi di dalamnya....zzzzzzzzzz (-__-)zzzzzzzz

Lanjutan : Sensasi Diving di Kaki Gunung Api Banda

Gn. Api Banda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua