SERBUAN SAMPAH DAN WISATAWAN MENGANCAM RAJA AMPAT

Black tip "Sharks" pic By Bram Muhammad Uw alor

Menginjakan kaki kembali, selama 8 hari di pulau Kri rasanya "MERDEKA" dari hingar bingar kendaraan dan tekanan pekerjaan, bayangan kan Sahabat selama 8 hari kedepan, hidupku akan berteman alunan musik terindah, kicauan burung di pagi hari, deburan ombak di malam hari serta tak kalah penting udara pantai yang begitu meracuni seluruh sel-sel tubuh ku. Setidaknya itu harapan terbesarku menyepi di pulau Kri khususnya homestay Koronu Fyaks. Hari pertama saat pertama datang, sich banyak yang berubah dari 3 tahun silam. Yang utama tak sesenyap dulu, banyak pekerja bangunan di pulau kri, maklum 7 homestay sedang di bangun di sepanjang pesisir pulau Kri. Rasanya ga nyaman juga kiri kanan hampir dempetan homestay-homestay yang 80% rampung ini. Hiksssss, "SENYAP" rasanya harapan itu akan segera sirna. Iri rasanya lihat Kri Eco Resort dan Sorido Resort, yang jauh terpencil di ujung pulau Kri, dimana tak satupun homestay yang berani mendekati untuk menjadi tetangga terdekat resort super mahal ini.

Kalau dampak daratan yang berubah dratis, apakabar taman laut dengan terumbuh karang serta jutaan ikan di depan homestay???. Snorkling hari pertama ku di saat matahari mulai beranjak pulang ke jantung samudra, sugguh romantissssss, berenang di laut dimana sinar orange memasuki laut begitu syaduh,,buat hati "NYESSSSS" ,,,,AHHH,,, Maha Romantis Sang Pemilik Alam Semesta. Kagetttttt, pasti....terumbuh karang tak sebanyak 3 tahun silam, tak sesubur 3 tahun silam. Di perairan dangkal lebih banyak tumbuh rumput laut daripada coral api seperti dahulu, jumlah ikan tak serame dulu, namun Hati Riang Gembira saat pertama lihat si ikan POLKADOT pake Renda pulaaa..OMG......Cantiknya si Barrmundi-Juvenile , itu nama ilmiahnya Sob. Namun sayang di sayang aku ga bawa camera Underwater, jadinya hanya di poto oleh mata dan tersimpan di memory otak, terus sampai Bandung searching om Google, ini dia hasilnya : (*_*)
Barramundi Juvenile pic by madasamarinebiologist.com
Lebih kaget lagi saat snorkling jumpa si cool, makhluk paling di takuti baik oleh penghuni laut sendiri juga manusia, apalagi kalau bukan 'SHARK' alias ikan hiu..jenis black tip,,,Sungguh 'SUPRISE YANG LUAR BIASA" udah keliling dari  perairan komodo, banda, ambon, wakatobi akhirnya bisa juga lihat si cool 'BLACK TIP' 2 ekor satu besar satu lagi kecil, sempet seremmm, namun segera sadar kalu jenis Black Tip ga se-agresif White Tip. Jadinya aku lanjut snorkling menelusuri wall reef nya kri Island. Snorkling hari pertama ini rasanya 'SUPRISE' Seneng juga sedih. Seneng jumpa Barramuda Juvenile si cantik nan menawan, si tampan tiada lawan Blackt Tip (sharks), si anggun nan elegan ikan kakak tua alias Parrotfish. Ikan kakak tua yang sering aku lihat berwarna hijau campur orange pink juga kuning, atau dominan hijau dengan sedikit kuningnya, namun kali ini aneka jenis...ARRRRGGGH UNYUUUUUU banget, pengen Teriak dan ucapn " Heloo ikan-ikan nan Cantik Menawan juga Molek"...(*_*) Ternyata jenis Bridled Parrotfish dengan dominasi hitam di bagian badan, pink di sirip dan kepala, sedikit kuning di insang sungguh sedap di pandang mata. East Indies Parrotfish tak kali Genjreng nya Ungu di bagian bawah badan dan ekor, merah di perut, putih kuning di ekor, hijau gradasi kuning di kepala,,,,sungguh 'MAHA SEMPURNA CIPTAANNYA'. Lagi dan lagi aku hanya bisa nangisssss, karena semua yang aku lihat gak bisa di dokumentasikan..(#_#)"""
Parrotfish , pic by Parrot Fish – Family: Scaridae
Parrotfish, pic by http://fishbreeds.net/parrotfish/
Kegembiraan ku tak berlanjut panjang melihat terumbu karang yang banyak mati dan tak sebanyak 3 tahun silam, hati mirisssss tiada kiara, akan kah setahun, 2, 3 , 5 tahun atau sampai akhir jaman Surga Raja Ampat ku akan lestari alam beserta isinya????? Sungguh risau dan cemas akan keadaan alam Raja ampat, terlebih bila lagi asik menikmati ikan berenang, tiba-tiba kepala menyeruduk setumpuk sampah anorganik berupa styrofoam, gelas kemasan air mineral, juga sandal jepit, bahkan pampres bayi..IKSSSSSS. (#_#)"""". Memang sampah nya ga separah dan segawat seperti di teluk Ambon, namun bila tak segera menangani akan berdampak buruk terhadap taman laut nasional Rajaampat.

Lebih nyesekkkkk dan beruraian air mata, saat menulusuri pesisir pantai yang berpasir putih bersih, 5 menit berjalan bisa-bisa ngumpulin 2 kg sampah anorganik....Plastikkkkkk bertebaran....hikssssssss. Apa karena banyak homestay yang lagi di bangun atau sampah yang datang dari daratan lain..ntahlah....yang jelas darimanapun sampahnya. Kita, wistatawan, warga pulau, juga pemerintah harus bertindak. Lakukan tindakan nyata. Terutama untuk wisatawan, mohon dengan sangat jangan pernah buang sampah ke laut, terlebih kalau trip antar pulau usahain bawa bekal makanan pake rantang dan bawalah botol minum milik sendiri. Jangan mau dan tolak dengan keras bila jasa travel membungkus bekal makanan dengan kotak styrofoam dan air minum kemasan. Karena sampah-sampah inilah yang mendominasi. Dan untuk pemerintah,,,alokasikan dana, tenaga, sosialisasikan larangan keras membuang sampah ke laut!!!!!! Sungguh dari pada buang-buang uang triliyunan untuk PROGRAM SAIL, yang manfaatnya ga sampai ke masyarakat bawah, dan utamanya lingkungan hidup, mending buat bayar aparat khusus patroli sampah laut. Masyarakat pulau mohon dengan sangat untuk mengingatka putra-putrinya tidak membuang sampah walau itu bungkus permen ke laut. Sedih rasanya lihat bocoh polos ceria, saling tertawa mengulum permen namun bungkusnya di buang ke laut.(#_#)"""""
Serbuan sampah di Pulau Kri pic by Robben Sauyai

Yang buat aku malu dan seperti tertampar, saat habis diving di dive spot Cape Kri, David si tamu mancanegara dari Ausie, malah sibuk ngumpulin sampah daripada menikmati divingnya. Saat muncul dipermukaan laut usai diving david berujar " HI, Guys, this is The Indonesia National Marine park renowned in the world, but what i can? thought only a small piece of plastic, but it"s very dangerous for coral and fish...Oooo. Gak hanya di situ saja doi yang memang agak bawel ini komplain, saat dia jalan-jalan dipantai, pulang-pulang bawa seplastik gede  sampah, abissss dech kita satu homestay di ceramahin....Serewel-rewelnya david itu 10000000% benar,,,,Ini Raja ampat aset terumbu karang penyokong besar terhadap biosfer bumi, miliyaran ikan aneka spesiaes hidup di dalamnya,,,,kalau bukan kita yang menjaga nya sapa lagi. Harusnya Bangga memiliki alam seperti rajamapat, sejogyanya lah kita jaga dan rawat kelestariannya, terutama dari serangan sampah.
Save Turtle,,,(-__-)""" pic by Robben Sauyai

Tak hanya sampah yang bikin kawatir juga sedih, namun semakin ramai pengunjung terutama wisatawan lokal yang tak paham akan pentingnya arti tumbuh karang bagi kelangsungan hidup ikan juga udara di bumi. Sebetulnya melihat para wisatawan lokal ini lucu juga, ingat awal-awal aku mencintai alam bawa laut. Snorkling menggunakan life jacket orange, bergerombolan. Nach mereka pasti ga niat untuk merusak terumbu karang atau buat ikan mati. Masalahnya mereka snorkling sembari menginjak, menduduki hard coral....itu MASALAH BESAR. Buat aku beteee, harusnya guide snorklingnya, memberi pengarahan dan pengetahuan, jangan pernah menginjak dan menduduki terumbu karang, jelasin juga macam terumbu karang. Karena jujur saja terumbu karang di raja ampat itu bisa sebesar dan setinggi meja makan, yang di kira batu namun sebetulnya hidup dan terus bertumbuh. Dan seharunya bagi pemula snorkling, please jangan diajak turun ke laut saat air surut, karena otomatis mereka akan snorkling sangat dekat dengan terumbu karang, yang otomatis fins akan menyentuh coral dan membuat patah bahkan tercerabut. (#_#)"""". lagi-lagi SDM kualitas guide travel di pertanyakan, boleh dan sah saja maraknya homestay juga jasa divecenter, namun mereka juga harus bisa menyampaikan dan mengarahkan tamu-tamunya untuk menjadi wisatawan yang bertanggung jawab akan kelestarian alam yang dikunjunginya. Membuat tamu senang sudah seyogyanya karena omset mereka dari sana, namun apalah artinya bila alam yang menjadi modal utama mereka rusak, akibat  kelalaian dan ketamakan kita sendiri.

Aku nulis seperti ini bukan berarti sudah jago diving atau snorkling, jujur saja fins, si kaki katak ku juga masih sering menyentuh coral bahkan dasar laut. Yang terparah saat dive di Mike's Point dive spot dengan kondisi wall menyerupai gua, kaki ku sempat di tarik oleh David....hikssssss I"M SORRY David and coral.....banyak PR untuk ku, agar bisa  diving dan snorkling lebih baik dan aman untuk biota laut. Semua harus bergerak bersama, menjadi wisatawan yang bertanggungjawab akan lingkungan, gak hanya seneng di tempat tujuan tapi jadi wisatawan yang peduli akan kelestarian alam di tempat yang kita kunjungi. Menjadi tuan rumah yang cinta lingkungan, tidak hanya mengejar omset masuk dan besar, namun lakukanlah dengan pekerjaan yang ramah lingkungan agar  kelestarian dan keindahan lingkungan terjaga sampai akhir jaman.
Dan bukan berati pulau Kri khususnya dan Raja ampat umumnya menjadi jelek, tetap indah menawan, cantik tiada tara,,,tapi wajib kita jaga anugerah terindah itu Sob, kalau bukan kita siapa lagi???

Boat nya koronu fyaks Homestay sambut sunrise

Kemolekan Kri Island

Alat Tempur ku


Komentar

  1. Sampah memang sudah sampai di Raja Ampat :( Saya juga melihatnya pas menyelam ke daerah utara Raja Ampat, padahal itu daerah terpencil dan tidak ada penduduk. Jadi arus membawa sampah ke sana. Sebenarnya ada yg bisa dilakukan, ketika menyelam dan menemukan sampah, ambilah segera. Bisa bawa tas jala-jala kecil selalu pas menyelam. Saya biasanya bawa itu. Mungkin ini langkah kecil tapi semangat tidak menyampah di laut atau sungai harus dibina dari sekarang. Kalau bukan kita siapa lagi harapan agar laut tetap sehat.. (maaf kepanjangan, kalau udah sampah dan ketidakpedulian akan laut, saya kesalnya ke ubun-ubun)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA