KECANTIKAN MISTERIUS ULUNA TANDANO SULAWESI UTARA
Padu-padan
hati mu
Satukan
rasa keindahan
yang
tak kujumpai dimanapun
Uluna
tak seluas samudra
Namun
Kesegaran dan warna-warni mu
Hadir
kan cinta tak bertepi
Penyelaman
kali ini jauh berbeda dengan trip sebelumnya. Kemarin bermain-main dengan air
garam, dengan kedalaman belasan meter di bawah permukaan laut, bertarung nyawa
dengan arus yang mengila, mengejar-ngejar manta, hiu, tuturuga alias penyu,
barakuda, dan makhluk laut lainya. Kali ini penyelaman tanpa pasir putih tanpa
air garam, tampa sengatan mentari yang selalu membakar kulit.
Bersama Pak
Tris dan Uty pastinya sahabat sejati, sahabat terasik, dalam mengeksplore
berjuta keindahan jamrud khatulistiwa
ini. Minggu kedua bulan Mei 2018, kami
bertiga merencanakan trip Ke Lembeh
surganya para pencinpta macro. Rencana awalnya satu tujuan Lembeh, namun
seperti biasa, bagaimana biar perjalanan jauh ini lebih bermakna alias ga
buang-buang waktu, mengingat Manado adalah kotanya para penyelam handal didukung
pula dengan taman laut yang sudah tenar sejak dahulu kala. Baru-baru ini lagi
booming dikalangan diver mando menyelam di fress water, di gunung katanya,
airnya saja bagaikan air es namun keindahan nya tak kala menarik dengan taman
laut, begitulah photo-photo Uluna beredar di WA maupun di instragram. Indra
penciuman kami yang ditakdirkan untuk berpetualang di alam liar, menantang,
sensasional dan terpenting belum ramai dikunjungi banyak orang, dengan rela
menambah 1 hari cuti demi Uluna.
Permukaan Uluna dan Kak Meyer |
Mata
air Uluna terletak di kota Tandano ibukota
Minahasa Sulawesi Utara membutuhkan waktu 2-3 jam dari bandara Sam Ratulangi
untuk ke lokasi. Terletak di ketingian 670 meter diatas permukaan laut, membuat
penyelaman di Uluna,sik-asik-serrrrr..seru pastinya namun kami bertiga belum ada
satupun yang meyelam di ketingian, terlebih fresswater, cemas??? Pasti, namun
adrenalin yang mengalir deras di pembuluh darah kami mengalahkan semuanya. Terlebih sepanjang perjalanan disuguhkan
pemandangan yang menarik, gunung, lembah, sawah dan perkebunan. Sesampai di lokasi di sebuah desa kecil yang damai, kami meminta ijin untuk menyelam di Uluna dan
membayar jasa kebersihan se-ikhlasnya. Trip Uluna ini kami dipandu Kakak Meyer
si jago photo. Walhasil perjalanan panjang Bandung-Jakarta-Manado-Tandono, membuat perut
melantunkan keroncong kemayoran, beruntung Kak Meyer siaga dengan nasi kuning
manodo berbalut daun lontar yang super maknyuss.
Uluna
dalam benak ku danau nan luas minimal seluas Situ Patenggang Ciwidey Jawa
Barat. Hehehehe namun alangkah kagetnya aku, sesampai di tujuan yang kami temui kolam mungil dengan
panjang kurang dari 10 meter lebar kurleb 3 meter, sisi kirinya (bila dari
jalan masuk) berupa hutan bambu yang rapat, sementara sisi kanan jalan setapak
menuju rumah penjaga mata air Uluna. Pantas saja Pak Roy Legi si empunya Uluna
bilang, “Tenang saja mbak, ga ada saya
ga apa-apa, mbak bisa menyelam sendiri di sana dan kalau terlalu ramai pun akan
jelek di bawahnya nanti”. Jelas aku senewen dibuatnya menyelam tanpa Guide???
OMG....ini orang kurang sehat sepertinya. Beruntung Kak Meyer mau menemani kami
sebagai gantinya pak Roy yang berhalangan.
Saat
kami mendarat sampai tiba di Uluna Matahari malas bersinar, langit tertutup
rapat mega yang menangis syahdu. Beruntung penyelamannya siang hari minimal
masih terang benderang sehingga cahaya masih tembus kedasar kolam. Berempat kami mulai menyelami Uluna. Saat Breifing
Kak Meyer hanya mengingatkan perhatikan Bouyancy, jangan terlalu banyak
kicking, dasar kolam berupa bebatuan, pasir dan lumpur, kedalaman kurang dari 3
meter. Brrrrrrrr air es ini,,mengingatkan aku menyelam di Cristal Bay
Nusapenida Bali yang 14oC, namun ini hanya 20oC menyesal
kenapa aku ga bawa wetsuit lengkap. Namun air yang dingin terlupakan akan
kecantikan yang menyihir, memang tak segemerlap taman laut. Uluna adala
kecantikan yang misterius, berhiaskan tumbuhan air, yakni Teratai yang memiliki
daun lebar aneka warna, pohon langsing yang menjulang kepermukaan tampak Ajib
jika di photo oleh photographer profesional. Makhluk hidup lainnya ikan-ikanan
seperti mujair, crayfish, udang-udangan.
Kurang
dari 60 menit semua sisi danau sudah kami selami, semua gaya photo sana-sini
telah aku kerahkan,,,namun hasilnya masih saja ancur-ancuran...hmmmm memang
bukan bakatnya menjadi sang juru camera. Hari yang indah walau tak seindah
cuaca di Tandano, Uluna memberikan sensasi menyelam sendiri di fress water, di
ketingian 670 m di permukaan laut, Uluna mengajarkan aku untuk lebih giat
berlatih bouyancy, kesabaran dalam menahan gaya saat di photo, PR terbesarnya
adalah mengulikk TG4 yang disentuh jika mau ngebolang saja.
Komentar
Posting Komentar