MEMBELA MALAM MENUJU PANGANDARAN


Pantai Cagar Alam Pangandaran
Di penghujung Maret, tepatnya Senin 31 Maret 2014 adalah hari Nyepi, yang  artinya libur Nasional. Kali ini ntah kenapa walau aku biasa, menikmati waktu libur panjang dengan ngebolang sendiri, namun aku memilih ngebolang bersama teman-teman kantor yang  umurnya jauh di bawah ku, yang terdekatpun beda 10 tahun (#__#)""""". Sering sich ngebolang bareng mereka, tapi gak sampai menginap dan sejauh  ini. Tujuan kami adalah pantai Pangandaran yang terletak di ujung Banjar, dengan waktu tempuh normal tanpa macet  6-7 jam. Sungguh tujuan ngetrip kali ini bukanlah favoritku,  hanya karena rasa penasaran teramat dalam akan teman-teman yang selalu menghabiskan liburan ke pangandaran, bahkan dalam setahun bisa sampai 3-4 kali ke sana, arggghhh buat heran dan tanda tanya besar ????, ada apa dengan PANGANDARAN???!!!!

Sabtu malam jam 21.00 wib aku menembus gerimis nya hujan untuk menjemput ibu Sucik di Pagarsih, hmmm belum apa-apa hujan gede merebak sehingga perjalanan kami menuju  Rumah imam di suka senang harus tertahan 35 menit. Sedikit reda kami, melanjutkan perjalan,  namun hujan kembali mengguyur bumi walhasil basah kuyup sudah, beruntung ransel anti air. Belum apa-apa, perjalan menuju Pangandaran sudah penuh ujian. Lama menanti huja reda, akhirnya kami melaju menuju titik kumpul di Rumah Imam yang bagai memasuki jalan-jalan tikus, sehingga terjadinya  tragedi kaki ibu Sucik terjepit tembok (-__-)###, walhasil tu doi teriak kesakitan diantara gank sempit yang menghimpit rumah-rumah., dan beruntungnya lagi , kaki ibu sucik ga jadi nepel di tembok, (HEHEHE),  ikssssss Perjuangan ke dua setelah menembus hujan.
Di rumah imam kami di sambut Orang tua Imam yang sudah menyiapkan makanan 4 sehat 5 sempurna, legaaa rasanya dikala perut keroncongan, dan badan basah kuyup di guyur hujan,  Lahap kami menikamti sayur Lodeh, ayam goreng beserta pernak perniknya,,,YUMMY (*_*)

Molor 1 jam dari waktu keberangkatan dikarenakan hujan badai yang melanda kota Bandung, akhirnya kami ber 10 plus pak sopir,  membela malam menuju Pangandaran. Perjalan mulus tanpa macet sampai akhirnya mendekati Tasikmalaya cukup lama terhenti 30 menit akibat ada mobil mogok di depan kami. Selebih dari itu perjalanan berasa teramat laaaaaamaaaaaaa. Teerlebih ibu Sucik yang suka minta berhenti-berhenti dikarenakan kebutuhan mendesak alias ke toilet. (-__-)"". Plus nya lagi duduk bersama ibu Sucik harus memeliki tangan super keras klo perlu memakai tameng, Maklum ibu cute ini paling Paranoid kalau naik mobil. Mobil  jalan sedikit cepat dan menikung aja, doi langsung histrisssssss bak melakukan body jumping dari ketinggian 100m. Pergi rame-rame dengan perjalan yang super jauh dan membosankan memank butuh kesabaran extra. dan penuh plus minusnya. Pertama sih saling menungguh teman, saling toleran dikala satu kebelet  pipis namun yang lain ga, trus 30 menit berjalan satu lagi teriak berhenti dulu, mau pipis jua,,,hikssss napa ga sekalian aja pipis masal????.

Dari mulai malam pekat, sampai mentari muncul malu-mau di tebalnya kabut yang menyelimuti pagi di kota Banjar, perjalannya sungguh membosankan, walau candaan Yuri dan ibu Sucik buat sakit perut dan gigi kering, tetap saja berasa perjalanan tanpa akhir. Bau pantai, nyiur melambai,bunyi deru ombak belum juga menyapa. Setiap 5 menit sekali aku bertanya mana pantai nya????, rasa-rasanya sepanjang perjalanan dari Banjar ke pangandaran di dominasi hutan-hutan kayu dan perbukitan yang membuat jalan berkelok-kelok tajam. Dalam hati aku bertanya-tanya perjalanan jauh, perjuangan nya juga berat dari mulai di guyur hujan, kejepit tembok, akan kah sesampai di Pangandaran di sambut view Spetakuler???? 

1 jam 30 menit dari kota banjar akhirnya sampai juga Pangandaran?....HIKSSSSSSSSSSSSSSS, rasanya saat itu aku ingin langsung terbang ke Indonesia Timur KU,,,aku rindu berat, sakauwwww akan polosnya pantai-pantai Indonesia timur. Sayang aku ga punya sayap. Belum apa-apa kami di sambut antrian panjang bus-bus segede gaban yang antri memasuki Pangandran. Bukan wangi pantai yang menusuk-nusuk hidung,  namun CO2 memenuhi rongga paru-paru ku. Belum lagi oleh teriknya mentari yang 3xlipat lebit HOTTTT.
Putar sana sini cari pakiran namun semua full. Sepanjang garis pantai di penuhi warung-warung jualan,  menambah kumuh pemandangan. Apes nya lagi kami belum mendapatkan penginapan. Sungguh ini di luar kebiasaan ku. Kemanapun aku ngebolang selalu penginapan sudah jauh-jauh hari ku pesan. Namun karena menurut Mr. Anoah dan Ibu Sucik pakarnya Pangandaran, Tenang aja, di sana banyak, jadi aku manut saja.
Dan akibatnya sesampai di pangandaran terlunta-lunta mencari penginapan yang bagus, murah dan bersih, bagai mencari jarum di antara tumpukan jerami. (-__-)""

Ternyata oh ternyata hampir 1 jam 30 menit ngubek-ngubek Pantai timur juga barat yang aduhai buat mumett dengan kondisi perut laper, pala keliengan. Tak jua ada penginapan yang sreggg semua full klo ada juga yang buat ga bisa bernapas. Halaaaaaa sungguh trip kali ini ga sesuai dengan pengorbanannya. Kalau pergi sendri, aku akan putuskan menginap di  hotel terbaik dan terbagus, untuk mengobati hati yang menangis piluuuu, melihat orang yang menyemut, mobil yang padat merayap, pantai yang suram. Namun apadaya aku pergi ber 9 dengan teman lainnya...(-___-)""". Ego ku  harus ditekan sedalam mungkin. Pada akhirnya kubuat kuputusan sendiri menyewa bungalow yang bersih ber-AC dengan 2 kamar 2 kamar mandi  di tiap kamarnya 1 ruang duduk. Ku tahu dan 100% yakin teman-teman lain pasti bete...dengan harga sewa Rp.800.000,-/malam yang di bagi 9 orang. Namun kali ini aku ga peduli, ego ku dan hati  ku lelah aku butuh segera mandi dan makan lalu tidurrrr mendinginkan diri di ruang ber AC, sungguh aku malas untuk mencari sudut-sudut terbaik dari Pangandaran.
Secercah harapan ku, semoga saat snorkling di cagar alamnya tidak mengecewakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA