RAFTING DI SUNGAI PALAYANGAN PENGALENGAN


Selain Diving yang bikin sakauw, dag dig dug jeger, Rafting adalah yang nomor duanya. Intinya, setiap olaraga outbond yang berbau air selalu menantang dan berkesan, tak peduli berapa kali menjalani di tempat yang sama dengan aktifitas yang sama, Alam selalu memberikan sensasi yang berbeda seperti kata band PADI :
" Semua tak sama, tak pernah sama
   Apa yang kusentuh, apa yang kurasa
Satu hal yang pasti semakin bertambah tahun, semakin terkenal tujuan wisata tersebut akan semakin marak dengan tebaran sampah dimana-mana,,,sungguh sedih, Dilema di satu sisi ingin memajukan wisata dalam negri dan memajukan ekonomi masyarakat sekitar, namun di sisi lain akan berdampak merusak alam,,,seperti wisata di situ Cilenca ini, sebuah danau buatan yang terletak di ketingian kurang lebih 1550mdpl(diatas permukaan laut), seluas 180 hektar denga rata-rata kedalaman 17 m.
Panorama alam yang membingkainya sungguh ciamik, cantik dan asri, sejuk di pandang mata, perkubunan teh, sayuran dan pegunungan membuat Situ Cileunca tampak menawan.

Air situ Cileunca dimanfaat kan sebagai pembangkit listrik tenaga air dan sumber air bersih bagi masyarakat sekitar. Aliran airnya di aliri ke sungai Palayangan, yang di jadikan objek wisata arung jeram atau rafting. 3 tahun silam saat kali pertama rafting dan menginjakan kaki di situ cileunca, wisata alam itu tampak tertatah rapi, taman-taman dengan rumput yang rutin dipangkas, deretan aneka bunga mulai dari, merah, kuning, orange,pink, biru begitu cantik dan menggoda. Terpenting sampah tak bertebaran di mana pun.

Minggu, 22 maret 2015 kemarin, saya dan 5 teman kantor berniat rafting di sungai Palayangan. Setelah menempuh waktu 2 jam perjalanan dari Bandung, dengan pantat super duper kram, karena sang driver Pey-pey membawakan si merah hatinya dengan super kencang dan non stop, membelah jalan berkelok-kelok dan mendaki. Akhirnya kami berenam selamat sampai tujuan dengan sedikit kesel karena tiket masuk yang harus kami bayar sebesar Rp. 45.000,- yang seharusnya gratis,,karena kami adalah tamunya Gravity Adventure. Namun apadaya pembayaran tak dapat dikembalikan, jadilah nasi mejadi bubur yang asli ga bisa di olah kembali (-__-)"""

Ini yang ke empat pengalaman rafting ku, sensasinya tak serame hujan badai,,,jantung pun tak bertalu-talu riuh gemuruh, mungkin karena sudah tahu medan yang akan diarungi. Satu perahu karet berisi 6 orang plus 1 orang pemandu Kang Jawa. Aneh rasanya mau rafting tapi yang pegang dayung cuma 2 orang di depan dan 1 oran pemandu, walhasil kami (aku, uti, mumun, feri) bagai pejabat yang lagi duduk manis di dayung oleh para perajurit (*_*). Asli ini malah bikin ga rame, ga seru.!!!!!
Tutorial rafting pun diberikan Kang Jawa sembari mengayu perahu karet menyeberangi situ Cileuca.
"Kalau saya bilang "BUM" >>semua jongkok di dasar perahu
"Kalau saya bilang "STOP">>Yang pegang dayung berhenti mengayu
"Kalau saya bilang "KIRI GESER KANAN">>yang duduk sebelah kiri merapat kekanan, begitu sebaliknya
"Kalau saya bilang "GOYANG-GOYANG">>semua orang buat gerakan goyang DUMA...(JIAAAHHH...Doi pikir mau kontes dangdut kalee (*__*) 

30 menit pertama mengarungi sungai Palayangan seru-seru asik, terlebih belum 5 menit kita sudah bertemu dengan "BUM", alias jeram yang bikin basah kuyup.  10 menit berselang turunan domba atau jeram yang paling tinggi (sekitar 1 meteran) siap menghadang laju kapal karet kami...walhasil debit air yang penuh dengan arus yang kencang bikin ARRRRRGGGGHHHH,,Sekuat tenaga.(*__*)". Berbeda dengan 3 tahun silam riak air tak segemuruh sekarang laju kapal pun lincah meliuk-liuk kiri kanan, menghindari bebatuan kali juga jeram-jeram yang menghadang. Sayang di sayang jeram-jeramnya tak berselang lama sensasi nya hanya kurang dari 30 menit. Rafting di kala musim penghujan memang asik, selain dapat debit air yang penuh dan berarus kencang, jeramnya pun bikin Super Duper Menantang, namun kurangnya adalah air sungai yang tak begitu jernih

Lagi asik-asiknya menikmati riak air beserta hutan pinus yang menjulang tinggi di kiri kanan sungai, tiba-tiba bahu ku di colek Kang Jawa, "Kamu pipis ya?" iksss kaget lah aku, orang ga pipis koq,,eee tiba-tiba dengan santai dan tanpa rasa berdosa yang mendalam si Mumun bilang "AKU, Kang"...wele..wele..wele..wele,,,Dasar si Halimun alias Mumun cantik-cantik jorokkkkk,,,mana aku duduk di samping dia lagi...ikss rasanya pengen di jeburin ke sungai ni doi. Apalagi tak lama berselang kami melewati jeram setinggi setengah meter, sukses dech air masuk ke tengorokan ku,,,,ikssss pasti air pipisnya Halimun bercampur dengan sari pati air sungai Palayangan. (-___-)""".
Kocaknya si kang Jawa, adalah saat doi itam manis ini, ngerjain kami, dengan bilang ayo semua bilang "CISSSS" itu kamera di atas, walahasil kami berenam pun pasang wajah paling manis sembari mencari-cari sang kameramen, tak lama kami berenam terlonjat kaget saat perahu karet membentur keras tebing sungai...HAHAHAHAHAHA,,Kang Jawa pun tertawa teramat keras, jadilah kami terpingkal-pingkal tertawa,  merasa tertipu...yaaaa,,"KENA DECH"
Turunan Domba

Tak berasa setelah teriak-teriak  memecah kesunyian aliran sungai, 50 menit sudah berlalu, yang artinya kami sudah sampai akhir dari rafting di sungai Palayangan. Seru Bangetsssss??? LUMAYAN,,habis terlalu singkat (-__-)"", tapi tetap harus dinikamti merefressing diri dari penatnya beban hidup di perkotaan. Hutan pinus dan suara gemercik air bikin jiwa dan hati ini damai. Bonus dari Rafting di sungai Palayangan ini adalah View Yang luar biasa indah. Saat kembali pulang ke situ Cileunca, kami melewati perkebunan teh, yang membentang menbentuk barisan bukit, lembah juga ngarai. Serunya lagi kami diangkut dengan mobil angkutan desa melalui jalan bebatuan, membela perkebunan teh yang menanjak curam dan tinggi. Habis berarung jeram di sungai, lanjut dengan offroad di darat plus goyang duma nya yang mengalun kencang dari speakers mobil.

Dingin menyergap mebuat  perut keroncongan, cacing-cacing penghuni istana usus mulai berteriak histris, sukurlah sampai di markasnya Gravity adventure di jamu dengan Bandrek yang menghangatkan tubuh plus gorengan yang berwarna kuning pucat,  lumayan,,untuk meredam gemuruh cacing perut. Makan siang di sajikan setelah kami mandi dan harum. Sebetulnya asik makan dengan pemandangan situ Cileuncah namun banyak nya lalat dan pondok-pondok yang tampak kumuh dan tak terawat bikin nafsu makan drastis menurun,,,,(-__-)"".

Alam situ Cileuncah dan sungai Palayangan begitu dasyat dan indah, namun bila, penuh dengan sampah maka bak gadis cantik jelita namun berpakain kumal dekil, maka tak ada daya tariknya. Andai kata  bersih, rapi dan alami..maka wisata situ Cileunca tak ubahnya menjadi Daya tarik wisatawan mancanegara, arrrrrgghhhh, kenapa budaya kita bila suatu kawasan sudah terkenal, bukannnya makin di jaga keindahan, kebersihan dan kealamiannya, mala semakin di eksplore tanpa sadar,,bawah MANUSIA yang membutuhkan alam bukan ALAM yang membutuhkan Manusia. :'(







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA