HOGA SI IMUT DI GUGUSAN WAKATOBI

Pulau Hoga merupakan gugusan pulau pulau kecil di wakatobi, terletak di sebelah Timur Pulau kaledupa, hanya butuh waktu 15 menit dari kaledupa untuk ke hoga menggunakan kapal kayu bertarif Rp. 50.000/orang. Terkesan mahal untuk jarak yang teramat dekat, tapi harga segitu sebanding dengan keindahan yang mengagumkan dari Pulau Hoga si imut nan cute ini. Hanya butuh waktu 1 jam berjalan kaki untuk mengelilingi pulau imut ini. Di sepanjang garis pantai Hoga di penuhi dengan gerombolan pohon cemara berpadu pasir putih bersih & cristal water yang memukau, luar biasa pantai yang CANTIK Sempurna. Pulau Hoga merupakan pusat penelitian terumbu karang dan biota laut dari LSM WALLACEA,setiap tahunya di bulan Maret-Agustus ratusan mahasiswa-mahasiswa eropa berkumpul di sini melakukan penelitian terhadap terumbu karang dan ekosistem laut di perairan wakatobi. Daya tarik utama pulau ini Pastilah pantai yang luar biasa cantik, harum merona, teristimewanya bisa menyaksikan sunset juga sunrise dalam satu tempat yang berdekatan, (bila kita menginap di Wallacea). Pagi bangun tidur di sapa dengan mentari yang baru muncul dari peraduannya, begitupula dikala senja yang selalu romantis, mentari menghilang di balik pulau Kaledupa. Keindahan dua peristiwa alam ini, bisa kita nikmati dalam satu tempat yang berdekatan,,di pantai berpasir putih bersih sembari berendam di beningnya air laut sejernih cristal
Selain menikmati wisata pantai yang luar biasa menakjubkan, keindahan alam bawah lautnya tak kala cantik dan menawan, bahkan hanya dengan snorkling di bibir wall/tebing saja sangat mengasikan, tampak jelas ikan2 bermain riang, hilir mudik kesana kemari, nemo dengan aneka anemon yang berwana pun semakin membuat indah taman laut hoga, penyu pun terkadang muncul di sela-sela tebing yang curam. Ular laut si loreng hitam putih pun unjuk kebolehan, dengan kekuatan full berenang menuju atas terus meluncur kembali ke bawah dengan hitungan detik...sungguh luar biasa, kehidupan bawah laut ga ada duanya. Itu baru snorkling, bagai mana dengan diving???,,pasti lebih menakjubkan lagi, di dive site Central tepat di muka penginapan Wallacea, di bawah mercu suar tempat bermainya ikan Barakuda,,ratusan bahkan sampai jutaan jumlahnya Sob,,,hilir mudik,,,membentuk atraksi, seakan mereka segerombolan pesawat tempur yang lagi bermonufer di udara,,,,WOW KEREN..dan untuk menyaksikan skulling barakuda ini kita ga perlu bangun pagi seperti menyaksikan skulling Bobara di Ali Reaf Tomia yang harus nyemplung ke air jam 6 pagi, di Central Site Hoga ini cukup masuk ke air jam 8 pagi, bila beruntung dan semoga beruntung, di kala asik berenang renang menikamati taman laut hoga tiba2 dari arah bawah muncul sekelompok besar manufer Barakuda...hanya bisa berkata "ALLAH MAHA BESAR".Belum lagi si ikan Pari yang selalu mengikuti dikala diving,,seperti dikawal oleh pasukan khusus,,kesanya,, Sungguh pengalaman Diving yang menakjubkan, pantes diving itu Candu Racun NO. 1 Sob....bikin sakauwwww (*_*)
Sayang teramat sayang sekali, terumbu karang di hoga tak sebagus, subur dan sesehat di Tomia. Banyak yang rusak bahkan mati, begitu pula dengan ikan tak sebanyak Tomia. Menurut Pak Jufri pengurus dari Wallacea sekaligus Dive Master, semakin tahun taman laut Hoga semakin kritis, walau sudah di larang penangkapan ikan di sekitar Hoga, namun apalah daya, dilematis untuk melarang para nelayan yang melaut di sekitar hoga. Di karenakan Hoga terletak teramat dekat dengan kampung Suku Bajo dan Kaledupa yang mayoritas mata pencarian penduduknya adl nelayan, hanya bisa berharap dari kesadaran & kearifan para nelayan untuk mengambil hasil alam secukupnya dengan menggunakan peralatan yang aman terhadap biota laut. Penyuluhan tentang kesadaran akan pentingnya menjaga terumbu karang & penangkapan ikan yang aman tanpa merusak lingkungan kerap di beri ke masyarakat,tetapi masih ada saja yang melanggar,," begutulah penuturan Pak Jefri di kala sela waktu diving pertama dan kedua. Jadi teringat saat snorkling kemarin sore, bapak siempunya perahu mengambil beberapa "kima" (semacam kerang mutiara), secara sembunyi-bunyi, saat di tanya, "itu apa pak" hanya senyum tertahan di bibir, penasaran aku tanya lagi itu "Kima kan Pak?" baru si bapak jawab " Iya mbak, anak saya lagi ngidam, pengen sekali makan ini, saya takut bila gak di penuhi, nanti bayi nya kenapa-kenapa",,,,hmmm hanya bisa pasrah saat beliau mengatakan ini. Toh Alam nya mereka, mereka lahir, tumbuh dewasa dan menua di laut smp akhir menutup mata, rasanya ga bijak klo melarang mereka,,,hanya bisa membatin semoga,,,arif dan bijaksana dalam mengambil sumber daya laut. Kalau dipikir [ikir nelayan setempat mengomsumsi ikan tak sebanyak penduduk kota. Kembali lagi orang di kota meamang sumber utama dari perubahan lingkungan. Manusia semakin tahun semakin banyak, yang artinya semakin banyak pula bahan makanan, lahan tempat tinggal yang di perllukan, Bila Tak arif juga bijak sana, alam juga yang akan menangung akibatnya. (hehehehe, jadi ngelantur nich,,)
Apapun kondisi Hoga dulu, sekarang atau kedepanya, sebuah pulau imut yang menawan ini, wajib untuk dikunjungi serta di rawat. Karena Keindahan juga kelestarian alam baik di atasataupun di bawah laut adalah kewajiban kita bersama, baik penduduk lokal, mau wisatawan, bule aza mau repot melindungi cagar budaya indonesia, masak kita sang pribumi pemilik surga khatulistiwa mala merusak....saat nya ber EKO WISATA Sobat pejalan,,,nice trip..mari kita jaga bumi tetap menghijau, laut tetap mebiru dan sejernih cristal. (*__*)
Bersambung : Semalam Di Hoga

Komentar

  1. ga ada potonya lina,,,?apa masih draft nih racunnya ya? ga di buat jeda paragraf kepanjangan jadi satu paragraf ..:D

    BalasHapus
  2. hehehe,,baru paragraf mas...ke posting, coz semalam ydan ngantuk, tahu nya ke klik tombol sent,,,ya..tinggal pasrah,,:))), insya Allah segera diperbaiki

    BalasHapus
  3. ctt : pic skulling barakuda itu made in Seto Ariadi owner dari Y2N Wakatobi Dive Trip pin bb : 2681fa77

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA