KEPULAUAN KEI MALDIVNYA INDONESIA

Pantai Ngutafur Kei Island (photo Koleksi @ilhamarch)

Kepulauan Kei terletak di Maluku Tenggara bagian dari Provinsi Maluku. Dulunya Kei bernama Nuhu EVAV (kepulauan Evav) atau Tanat Evav ( Negeri Evav). Melihat di peta,kepulauan Kei bagaikan tebaran makanan bagi burung (Papua). Kepulauan Kei terletak di selatan jazirah kepala Burung Papua, di sebelah barat kepulauan Aru, dan di timur laut kepulauan Tanimbar.Kei di pagari oleh laut Banda laut nan biru, laut terdalam di Indonesia.  Kei sendiri terbagi dua : 
1.Pulau Kei Besar (Nuhu Yuut) disini surganya air terjun nan ciamik maha karya Sang Pencipta. Sayangnya transportasi menuju Kei besar agak sulit, tak semudah menginjakan kaki di Kei Kecil
2. Kepulauan Kei kecil, ini surganya pantai pasir putih nan lembut selembut tepung sagu/aci. Kei kecil terdiri dari satu kabupaten dengan ibu kota Langgur, dimana bandara bersemayam disini..Singkatan bandaranya sangat romantis "LUV". Dan Satu Kotamadya berada di kota Tual. Kedua kota ini terletak di pulau yang terpisah, dihubungkan dengan jembatan besi kokoh, dimana air laut yang membelah kedua kota ini sangatlah jernih, terbukti banyak ikan-ikan kecil yang riang bermain dipinggiran dam pembatas jalan, bahkan terumbu karang mulai tampak. Argggh, seandainya penguasa Negri Kei peka, akan potensi alam nya,,pastilah akan menggiatkan menanam terumbu karang di bawah jembatan yang tepat di pusat kota.
Sumber Om Google

Kei Kecil adalah kota mungil yang rapi, bersih (bahkan Ambonpun kalah bersihnya) dengan jalan yang amat mulus. Waktu kami datang, Kei kecil lagi berbenah mempercantik kotanya. Maklum jelang 7 hari lagi akan diadakan Festival Kei Meti. Yaitu Festival tahunan setiap Bulan awal bulan Oktober. Diadakan setiap bulan oktober sesuai namanya Festival Kei Meti, dimana setiap tanggal yang telah ditetapkan akan ada peristiwa air laut surut teramat jauh ke tengah laut, sehingga sejauh mata memandang hamparan pasir putih bersih dengan ujung cakrawala langit biru membentang. Puncak acara festival akan ada seribu penari adat di pantai pasir panjang atau pantai Ngurbloat.

Pesona Kei kecil adalah Pantai pasir putih yang memanjang dengan air laut sejernih Kristal. Berasa singkat waktu selama di Kei, 4 hari 3 malam, mengikuti trip super Kece nya Bang Ilham yang punya gawe membuka Trip Indonesia Timur. Asli doi cowok item manis, masih muda punya bakat jepret-jepret, sehingga alam Kei yang memang udah Cantik membahana, semakin seksi di tangan photographer handal Bang Ilham. Awalnya sich aku paling anti ikutan open trip, yang terbayang di otak ku GA SERU, pasti ketempat-tempat yang standar dengan orang baru dan super manja alias ga mau panas-panasan, ga mau memaklumi minimnya fasilitas di pulau terpencil. Namun semua yang aku cemaskan Tak Terbukti...hmmm Trip Indonesia Timur memang juara. Bersama 7 orang tamu lain nya ( Pak Triss dan Bu Susi teman divers ku, Kang Dayat dan istri mbak Ria, mbak Ari, mbak Yesy, Kakak Jeff, aku dan pemandu kami bang Ilham dan Bang Adi), 4 hari 3 malam kami arungi kebersamaan menjelajah Pesona Kei yang cantik rupawan
Pantai Ngurbloat Kei Island (Photo koleksi Bang @ilhamarch)

Hari pertama
Saat menginjakan kaki di bandara penuh cinta "LUV",  paru-paru berasa segar dan kinclong karena menghirup segarnya udara indonesia timur, kami disambut  senyum hangat Bang Ilham dan Bang Adi, saat itu waktu menunjukan jam 2 siang WIT.  Setelah saling kenal kami langsung menuju rumah makan Padang untuk mengurus cacing-cacing perut yang mulai berdemo menuntut jatahnya. Selepas makan, menuju penginapan di tengah kota Langgur, istirahat sejenak maklum ini hotel tanpa lift, mana kamar kami berada di Lt 5...sukses ngurangin lemak setelah tadi menyikat abis cumi goreng tepung. Jam 4 sore kami lanjutkan perjalanan menuju pantai panjang atau Ngurbloat. Hanya 30 menit dari Langgur, dengan akses jalan semulus dan seluas jalan tol. Kiri kanan jalan berhiaskan ilalang dan hutan kecil khas daerah kepulauan. Langit biru Kei berpayung awan kelabu yang tebal, H2C (harap-harap cemas) Bang Ilham mengingatkan kami untuk tak berharap menyaksikan sunset, mengingat akhir-akhir ini hujan begitu sering berkunjung ke bumi. 
Pantai Ngurbloat sebuah pantai yang memanjang hampir mencapai 3 km garis pantainya, bila dari udara kita duduk di barisan bangku A, tampak jelas pasir putih bersih berpagar nyiur melambai yang hijau berpadu dengan hijau toscha air laut, WOW,,dari udara saja uda bikin mata berbinar ceria, apalagi setelah berada dihamparan pasir putih yang begitu lembut bak tepung aci. Ini pantai sungguh mempesona, sampai-sampai Pak Triss yang sudah pernah ke Maldives bilang,,,ini NGURBLOAT lebih bagus dari Maldiv....bikin merinding disko, dengar Pak Triss bertutur seperti itu...asli Indonesia itu super Kece. Ikutan Open trip nya Bang Ilham,,,ga perlu kwatir akan photo-photo yang specta (perlengkapan tempurnya Bang ilham super komplit dari Camera DSLR, Camera 360, Go-Pro dan Drone plus properti untuk gaya-gayaan di pantai maupun di laut),,,belum sampai 10 menit, kita ber 8 sudah sibuk bergaya bak model kelas dunia. Namun sayang senja Kei yang biasa merah merona, enggan bersua. Kami hanya menyaksikan bias keemasan di batas cakrawala.
Selepas makan malam yang makyus (menu kami : ikan bakar plus colo-colo) seakan tiada kata lelah Bang Ilham dan Adi mengajak kami hunting milky way. (Milky way : gugusan bintang Bima Sakti, berupa galaksi spiral yang memiliki 200-400 milyar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya). Jam 8 malam dengan badan yang masih lengket  air garam, kami menelusri sudut-sudut tergelap di Kei, maklum mau lihat Milky Way harus bebas dari polusi cahaya. Beruntung malam ini langit Key cerah, tak seperti senja tadi di pantai Ngurbloat. Di undakan batu pinggir jalan kami temukan lokasi ciamik untuk memotret milky way, 1 jam lebih Bang Ilham yang dengan sabar menjepret kami satu persatu...Ternyata ga gampang ya jadi model,,,harus diam dengan wajah sok cute, susah bingitsss. Tak terasa malam kian larut kami pun balik ke hotel, dengan senyum rupawan Ngurbloat dan kerlip genit gemintang di sabuk Bima sakti.
Pulau Bair Kei (photo by Ilham)

Hari keDua
Jam 8.00 pagi, Bang Ilham dan Adi on time menjemput kami di hotel (aku lupa nama hotelnya). Hari ini trip pulau Adrenan dan pulau Bair yang terkenal  digadang-gadang sebagai little Wayag. Pelabuhan rakyat untuk menyebrang ke pulau Bair terletak di Tual tepatnya di desa Dulah Darat. Ibarat satu kali dayung dua tiga pulau terlampaui. Perjalanan ke desa Dulah Darat dari Langgur menempuh waktu 45 menit perjalan, membelah kota langgur dan Tual. Sungguh Kei kota kecil yang aman damai, menurut aku Kei  adalah kota pelabuhan yang mengingatkan ku pada kota pelabuhan di korea (bukan karena aku udah ke Korea Sob,,tapi karena keseringan nonton drama Korea,,hehehe). Jalan-jalan tertatah rapi dengan pohon-pohon rindang di sisi jalan, pun dengan desa-desa  yang bersih sampai ke pelosok terpencil.
Untuk mencapai pulau Bair dan Adrenan pastinya harus menggunakan perahu, jangan heran dan bersiaplah gosong, karena saat  ini di Kei belum ada kapal-kapal penumpang yang tertutup. (Hehehe berasa pengalaman pertama ke Raja ampat, dimana perahu-perahu tanpa atap sukses bikin gosong). 1 jam perjalanan membelah laut biru nan jernih. Sepanjang perjalan begitu asik menikmati pemandangan yang terlukis di depan mata. Menonton camar-camar laut yang duduk manis di ranting kayu, elang yang dengan mata tajamnya mengujam ke laut mencari ikan, pulau-pulau kecil dengan pasir seputih salju bertebaran di laut biru nan dalam, teristimewahnya lihat terumbu karang yang tumbuh rapat di dalam laut Kei, menggoda iman untuk menikmati surga bawah laut Kei. Akhirnya kami sampai juga kegugusan pulau Bair, pulau-pulau kecil dengan gradasi warna laut hijau toscha...
Begini nich, kalau jalan sama Photographer handal, tahu tempat dan celah terbaik untuk diabadikan di dalam kamera. Diantara celah dua  pulau karang kami habiskan 1 jam untuk berphoto so imut,,,benar saja hasil photo di cela nan eksotis ini begitu Ciamik, bak di negri dongeng, untuk kesekian kali Indonesia itu Super Kece. Rasanya 1 jam masih kurang untuk jepret sana sini di cela sempit namun sangat istimewa, beruntunglah Lapar membuat kami ingat masih ada tujuan awal, Puncak Bair.

Pulau Bair adalah pulau karang yang terdiri dari beberapa pulau-pulau kecil. Pulau- pulau ini subur ditanami pohon-pohon nan hijau. Dibeberapa tempat tampak angrek hutan bergelayut mesra pada inangnya, sayang tak berbunga.  Menurut ku pulau Bair ga mirip sama Wayag, kalau dengan Panemo nya Raja ampat hampir sama, namun Panemo lebih berkelas. Patut di ancungin jempol penduduk setempat atau para pemilik hak ulayat Bair, mebuat gazebo-gazebo yang bisa terapung karena lantainya direkatkan pada drum-drum kosong. Gazebo-gazebo ini hanya diikat pada pepohonan, sehingga gazebo bisa bergerak kian kemari mengikuti arus atau angin..ide yang cemerlang. Seakan tak habis gaya berpose tiap sudut pulau Bair habis oleh kami-kami yang fakir akan jepretan beraneka camera, sampai-sampai kami lupa akan makan siang. 
Selepas makan siang kami lanjut mendaki puncak Bair yang terjal, belum ada tangga di sini, sama persis sama Misool. Jadi jangan lupa bawa sepatu gunung, maklum yang di daki karang runcing nan tajam, nyess kalau tergores kulit. Namun perjuangan maksimal pasti berbuah manis,,,dari ketinggian menatap penuh syukur betapa indah ciptaan Nya. So pasti di mana pun kapan pun, walau tempat nya sulit dan bahaya, kami tetap eksis untuk di photo oleh Bang Ilham.

Selepas mendaki dan menurun acara berlanjut dengan berenang cantik di kolam alami nan menawan. Disini tragedi amat memalukan aku sebagai diver pun di mulai. Ceritanya photo sesi kolam alami, kami pun di suruh berenang cantik di tengah kolam nan hijau toscha ini, aku yang tadinya sudah nyaman dengan kasur air harus rela bergantian dengan Jeff. Akhirnya aku menggunakan alat snorkling yang punya Bu Susi untuk bergabung dengan teman-teman yang sudah di tengah. Awalnya aku berenang dengan sukses, nah saat harus gaya tiduran di air aku kesusahan membalik badan, akibatnya aku hilang keseimbangan, panik...di otak ku aku mau tenggelam. Berjuta topan badai..aku ga bisa bicara dan tak tahu harus menggapai siapa. Akhirnya dengan snorkel yang tak sempurna di mulut gara-gara aku buka saat mau membalikan badan tadi. Aku berusaha berenang ke tepi. sayup-sayup aku dengar "Mbak Aris kenapa??? Tenggelam?? Gak koq dia bisa berenang!!!,,Mbak,,pegangan ama kasur!!. namun aku sudah telanjur panik, tak bisa berkata-kata, di pikiran ku berjuang mencapai darat. Rasanya lama sekali waktu berjalan, hampir aku menyerah, beruntung Jeff  sigap menggapai ku....Big Thanks ya Jeff, malaikat penyelamat ku. Saat di darat jadilah aku di interogasi,,"Tadi Kenapa?"..Mau Tenggelam?",,,Masak Diver ga bisa berenang??""" HIKSSSSS jadilah wajah ku merah padam bak kepeting rebus...malu tiada tara.

Tragedi Bair pun melekat sampai erat di memory ku, terlebih saat aku melihat vidionya, Pantes saja ga ada yang mau nolong,,,soalnya aku berenang bak orang normal bukan orang yang mau tenggelam. Hehehehe,,,hanya senyum geli dan malu  yang terlukis di wajah gosong ku, sukses Matahari Kei buat kulit kami terbakar. Perjalanan pulang kami mampir di pulau Adrenan, pulau kecil nan cantik, berpasir putih bersih dan berhiaskan cemara laut yang tumbuh menjulang. Sayang di sayang selain tempat berlabunya camar-camar laut, sampah-sampah plastik pun menumpuk di pasir putihnya..bahkan di dasar lautnya juga,,BETE...padahal coral dan ikan-ikan nya tumbuh sehat, namun sampah mencemari laut,,ntah sampai kapan terumbuh karang bisa bertahan. Salut buat teman-teman seperjalanan, bahu membahu kami mengumpulkan sampah untuk di bakar (walau sadar ini bukan cara bijak) 30 menit kami bersihkan beranda pulau Adrenan agar terbebas dari sampah. (Sepertinya masalah Sampah masalah yang urgent Sahabat, di banding masalah pilkada dan kemelutnya...hihih...GANYAM ya?)
senja pulau Adrenan Kei Island ( photo by @ilhamarch)

Selepas membersihkan sampah yang bertebaran di pulau Adrenan, saatnya kita beraksi, bergaya, berakting mumpung di photo sama Photgrafer profesional. Senja Merah pun menghiasi langit Kei,,WOW..tambah semangat juang kami berphoto ria,,,sampai enggan rasanya berpisah dengan Keelokan alam yang begitu sempurna. Bang Adi sampai teriak-teriak mengingatkan kami "Waktunya PULANG Teman-teman",,,hahahha kami bak anak kecil yang lagi asik bermain tiba-tiba di suruh pulang sama Papa-mama...bete nya tuch di sini!!!. Sesampai di desa Dulah darat hari sudah gelap dan disambut dengan suka cita hujan yang menyapa bumi. Walau basah kuyup, capek...namun hati riang gembira bisa menyatu dengan laut, dan menjadi saksi keindahan Kei yang dasyat. Malam  ini ditutup dengan makan malam di Tual, menu spesialnya Bakso dan mie ayam dan berkuliner makanan khas Kei...walau hanya Ubi rebus, talas rebus, ikan tuna asap, perkedel ikan tri, rebusan rumput laut, tapi nikmatnya mengalahkan menu restoran bintang 5....ughhhhhh...bagai mana aku ga cinta negri ku...beragam suku, beragam budaya, beragam agama namun tetap damai (stttt..ini CURCOL).
Walau badan lelah namun jiwa-jiwa kami masih ceria dan semangat saat Bang Ilham dan adi mengajak hunting Milky way lagi....yang tadi mata sudah 5 watt, kembali benderang saat harus berdiri kaku selam 60 detik demi mendapatkan wajak yang super manis.


Pelikan aza mainnya ke Ngurtafur Kei kamu kapan??? (photo by @ilhamarch)

Hari keTiga
Ini hari ke-3 kami di tual, trip hari ini menuju pantai NGURTAFUR Primadonanya Pariwisata di Kei selain pantai Ngurbloat terus Gua Hawang dan berakhir di bukit Masbait.
Pantai Ngurtafur adalah pantai pasir timbul (bila air laut surut),  dimana panjang nya kurlep 2 km. Ngurtafur dalam bahasa Kei berarti Pasir Ular, pas banget sama bentuk aslinya...pasir putih panjang meliuk-liuk di tengan lautan nan biru. Pasir nya putih abissss,, sampai SilauMan....maklum ga ada pohon atau pun ilalang di pasir ini,,,asli hanya pasir putih bersinar cemerlang yang pasti buat wajah keling nan imut. (hhihihi). Jarak tempuh dari langgur ke Ngurtafur sekitar 30 menit ke dermaga yang terletak di desa Ohoi Debut (hmmm unik ya namanya?) ,1 jam membelah laut dengan kapal bermesin 60 pk yang pastinya tanpa atap. Asli lho Sahabat ini desa rapi, bersih dan ga pake kumuh, layaknya perkampungan pesisir pantai yang biasa aku lihat. Penduduknya pun ramah dan bersahabat. Bila pergi sendiri ke Ngurtafur, jangan lupa cari inforamsi dulu pada nelayan setempat, kapan waktunya air surut. Karena seperti yang dijelasin di atas, Ngurtafur adalah pasir timbul di kala air surut. Jadi kalau sahabat ujug-ujug ke sana dan tak bertemu Ngutafur, jangan heran ya,,,,itu artinya air laut lagi pasang. Tapi jangan kwatir pasti berjumpa koq bila air surut,,,ga perlu menunggu lebaran kuda (uhukssssss )
Pantai Ngurtafur selain dijadikan objek wisata juga sebagai lahan nelayan membudidayakan rumput laut. Bayangkan Sob, saat mendekati pasir putih nan eksotis air laut bergradasi hijau toscha sejernih kristal berhiaskan   Patrick and the gank  (si bintang laut) di sela-sela budidaya rumput laut....beuhhhhhh langsung goyah iman ku....tak sabar ingin berenang..(hehehe seketika aku amnesia akan tragedi Bair).  Selain tempat paling seksi untuk berfoto ria, Ngutafur juga tempat liburan favorit kawanan Pelikan  negri kangguru (Ausie), nama bekennya  unggas nama kampunnya Pelecanus Conspicillatus. Beruntung group kami berjumpa 6 pelikan yang lagi berenang cantik di pantai. Rasanya panas yang meneyengat sampai ubun-ubun terbayar tuntas melihat Selebritis dunia sang Pelikan penawan hati. Disini aku baru sadar kalau fungsi Drone teramat penting...Berkat Drone dan kepiawaian Bang ilham sang pilot Drone, bisa mengabadikan moment kawanan pelikan secara elegan. Unik lho Sob,,,kawanan pelikan ini ga takut sama Dengungan Drone yang bak lebah,,walau sudah didekat-dekatin agar pelikan terbang, namun doi,,tetap cuek bebek, tak tergoyah oleh dengungan Drone ( hmmmmm jangan-jangan Pelikan uda ga udik lagi ama Drone, ga seperti aku lihat Drone langsung kalab mau di terkam saking udiknya..hahaha). Selain kawanan pelikan yang berlibur di Ngurtafur, si Ganteng ganas "Black tips" pun sering  berSay hello di tepian, beruntung aku berpanas-panas ria ikut perahu untuk menjemput teman-teman yang melakukan jalan santai di bawah teriknya mentari Kei. Yeachhhhh..ga jumpa di dalam laut namun aku berjumpa si Ganteng ganas diperairan dangkal...gesit dan agresif, secepat kilat doi mengejar ikan-ikan kecil, lalu menghilang dibirunya laut dalam.

Kali ini yang menjadi objek photo Bang Ilham bukan kami lagi,,pelikan menjadi super model yang ga ada duanya, bahkan kami sampai lupa untuk makan siang. Bang adi lagi-lagi mengingatkan masih ada tempat yang mesti kami tuju setelah ini. Kami pun lanjut ke pulau Tarwa untuk mengisi perut yang mulai berdendang sumbang. Kepeting menjadi menu utama,,,hmmmm tahu  aja kalau kepiting selalu di hati. (sttt jangan bilang-bilang yach..dikala asik membuka kulit kepiting perut ku melilit sembelit..#kode panggilan alam)..Kali perta aku BAB di laut tanpa ada tirai penutup dimana di ujung pantai tema-teman ku nikmat melahap menu makan siangnya). Hhihihi...lega rasanya bisa mengeluarkan beban di perut..jangan di tanya gimana rupa air laut....rasa bersalah bertubi-tubi menghujam jantungku..namun mau bagaimana?? melakukannya di darat??? mala tambah serem...aku takut di patok ular...hahahha)
gua Hawang Kei Island (photo by @ilhamarch)

Keindahan hari ke3 berlanjut sampai ke destinasi berikutnya Gua Hawang, terletak di desa Ohoi Letvuan sitar 1 jaman dari langgur, tapi jangan kwatir Sob, jalanan di Kei mulus semua dan ga pake macet gara-gara si Komo lewat. Menuju gua ini cukup berjalan kaki santai ga pake capek. Akses jalan masuk berupa jalan setapak beralasan batu bata, kiri kanan pepohonan menjulang tinggi melindungi sengatan matahari ke kulit yang mulai gosong (sam[ai aku buang hajat di sela semak belukar pun ga kelihatan,,,,hihihihi). Waktu kami kesini hari sabtu..sekedar saran jangan pergi pas week end dan jelang sore ya Sob,,,,Rame pisan, kalau mau damai pergi dech hari-hari kerja, pasti berasa Gua milik sendiri.  Dari kejauhuan gua Hawang uda tampak Eksotis, pilar-pilar Stalaktit yag menghiasi mulut gua begitu megah dan elegan, kokoh bergelayut mesra pada langit-langit gua. Saat melihat ke dalam kami di buat lebih terperangah, yang tadi kalau mulut bilang "WAW"...sekarang bilang "WOW"....sembari mulut terbuka lebar...dalam hati berucap..Begitu Agung ciptaan Nya. Di dalam nya berupa kolam dengan air super jernih melebihi kristal water, pilar-pilar Staklamit koko menghiasi dasar kolam. Sungguh pemandangan di depan mata ku begitu Menakjubkan,,,super KECE ini gua,,,Kemegahannya tak terlukiskan dengan kata-kata. Sahabat pejalan KUDU WAJIB bila ke Kei berkunjung ke Gua Hawang.
Bukit Masbait Kei Island (photo  by @ilhamarch)

Puas nyemplung di gua Hawang, sampai keriput telapak tangan saking sejuknya air kolam sedalam 10 meteran dalamnya, kami pun beranjak dari surga kecil yang melenahkan. Destinasi terakhir adalah Bukit Mas Bait, untuk menyaksikan Mentari pulang ke jantung samudra. Dari gua Hawang ke bukit mas Bait memakan waktu kurleb 30 menit. Lagi dan lagi kami menemukan desa yang rapih dan bersih. Kali ini desa Masbait terletak di daerah perbukitan. Bukit Mas Bait adalah tempat ibadah umat Khatolik, 1 bukit khusus di jadikan tempat ibadah lengkap dengan patung Tuhan Yesus yang menjulang Tinggi. Tempat ibadah yang terawat, bersih, rapi dan utamanya mereka membuka diri tempat ibadahanya dijadikan salah satu objek wisata...(arrrrgg Kerukunan beragama seperti ini yang ku rindu,,,minggu-minggu terakhir ini ibukota negara lagi gaduh akan sekelompok orang yang mengaku paling suci). Setia kami menanti senja di kaki patung Tuhan Yesus, sembari photo-photo eksis,,lengkap sudah semua camera dikerahkan untuk mengabadikan wajah kami yang hitam keling, buah bermain di Ngutafur. Senja yang dinantipun tak merona seperti senja Adrenan, namun tak apalah,,alam tetap penuh pesona melihat Kei dari ketinggian menara Masbait adalah suatu anugerah terbesar,,Huaaaaa,,,indonesia memang Jamrudnya khatulistiwa
Hari ke-3 ini ditutup dengan menu makan malam Coto maksar yang super makyus, walau punya ku pedes nya bikin bercucuran air mata. (maklum aku kalap memasukan 3sdm sambal kedalam coto)
pantai Ohoidertawun

Hari keEmpat
 Ini hari terakhir,,,beuuuuuh sedih, malas, enggan berpisah dengan surga kecil yang bernama Kei. Hari ini sebelum ke Bandara kami akan ke pantai Ohoililir dan Ohoidertawun. Sebetulnya pantai ini adala terusan dari pantai Ngurbloat. Pantai pasir putih nan panjannnnnng. Keistimewaan pantai ini di kala surut air laut jauh menjorok ke tengah samudra. Berjuta terimaksih kepada masyarakat Kei yang begitu mencintai alamnya. Tampak jelas terlukis pantai-pantai di daratan Kei begitu bersih dan terawat rapi, seperti rumah-rumah sederhana yang berbaris dinamis dengan  tanaman bunga aneka warna.
Tak banyak waktu kami habiskan di kedua pantai ini, hanya sekedar photo lalu bergegas ke RM. Padang seperti awal kami datang, lanjut bandara , singgah sebentar di rumah adat Kei, yaitu Rumah panggung yang materialnya berupa kayu dan atap ilalang. Tak lupa kami berpose teramat centil sebagai kenangan termanis sebelum meninggalkan Kei.
Terusan Bair (photo by @ilhamarch)

Berjuta Terimakasih Untuk Bang ILham dan Bang Adi yang begitu sabar menghadapi ulah kami bak anak-anak TK saat jumpa laut dan teman-temannya.
Terimaksih dan salam teramat kangen untuk sahabat pejalan di Trip Indonesia Tmur :
Pak Triss yang selalu Fungky, Ibu Susi yang selalu menginspirasi, Kang Dayat dan Mbak Ira yang selalu hormonis dan penuh cinta, Mbak Yessy, mbak Ari dan Mas Jeff..kalian semua JUARA

Bagi yang minat ngebolang  di Kei (Pokoknya wajib ke KEI sahabat pejalan) dan punya koleksi photo-photo JUARA hubungi bang Ilham dan Adi Cowok Kece nan Sabar baik hati pula , ini kontaknya

Bang ILHAM  NO HP : 085240057958  photo Specta nya bisa di intip di Instragram @ilhamarch

Bang Adi No HP : 08114788805 Instragram : @lutfi_ady

Tips ngebolang ke Kei maldive nya Indonesia :
1. Jauh hari uda pesan tiket, biar biasa dapat harga super murah (trip kei lebih mahal di tiket pesawatnnya di bandingkan  trip 4H3M...harap maklum perjalanan yang di tempuh Jakarta-Ambon-Kei)
2.Bawa Payung, topi pantai bila tak mau gosong terpanggang matahari
3. Sun block atau sun cream dengan SPF maks 80%
4.Baju renang, jaket angin serta perlengkapan snorkling wajib di bawah
5.Sandal/sepatu gunung untuk mendaki puncak Bair
Milkyway langit Kei (photo by Ilham)

Bukit Mas Bait san panorama Kei dari  ketinggian (photo by Ilham)

Pulau Bair Kei (photo by Ilham)
Dengan perahu seksi ini kami membelah samudra untuk menggapai titik-tik eksotis di KEI (photo by Ilham)

Terusan Bair dan Yessy , karya kece bang Ilham
di sudut Bair menacari kebahagian hakiki (photo by Ilham)



Ini Sob UW nya Gua Hawang Cakep abiss kan taken by Pak Triss

Ayooo, sahabat pejalan belajar renang sampai jago biar bisa nyelem at Hua Hawang Taken Pak Triss

Komentar

  1. Pulau Kei Kecil selalu jadi destinasi favorit dan pengin balik lagi karena belum kesampaian ke Ngurtafur karena ombak tinggi, huhuhu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA