PESONA TAMAN LAUT TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA


Tuturuga yang terluka

      
              Keistimewaan Tanjung Waka Sanana adalah belum ramai dikunjung turis lokal maupun manca negara, sehingga banyak sekali tempat-tempat yang masih asli dan asri, baik di darat maupun taman lautnya. Pantai dan hutan yang belum tersentuh oleh tangan-tangan kreatif manusia menjadi daya jual prawisata Sanana. Seperti layaknya Negri-negri di Indonesia Timur yang eksotis,kepulauan Sulabesi inipun tak diragukan lagi  akan pantai berpasir putih dan taman laut yang memukau masih amat perawan layak untuk diselami dan dinikamti keindahannya.
                Dari 9 titik penyelaman sepanjang garis pantai Tanjung Waka, dengan kontur dasar laut 99% wall semua indah, semua kaya akan biota laut, tutupan terumbu karang mencapai 98%,  baik soft coral maupun Hard coral. Penyu alias Tuturuga adalah makhluk unyu nan pemalu yang sering dijumpai selama penyelaman di Tanjung Waka. Ntah karena jarang ada yang menyelam maupun snorkling ikan-ikan dan penyu menjadi sangat sensitif akan hadirnya para divers. Bagi pencinta photography Wide Angel underwater Tanjung Waka adalah titisan surga, berhiaskan aneka warna-warni terumbu karang yang sehat dan beraneka jenis berhiaskan si imut anthias yang gemerlap membuat hasil jepretan photo wide  kece badai. (Note untuk hasil photo ini pastinya yang punya perlengkapan tempur super lengkap).
                Sembilan titik penyelaman yang kami selami yakni : Baleha, Waisepa, Umalek, Fatmok, Kotoyon, Wailia, Obakakon (nite dive), Dermaga/nonagames dan Housereef.  Penyelaman terdalam 30 meter dengan rata-rata waktu penyelaman selama 60 menit, temperatur air  berkisar 27-28oC.. Visibilty yang mencapai 20-30 meter tanpa partikel-partikel membuat Taman Laut Tanjung Waka Kepulaaun Sula begitu Cemerlang.  Bagi yang suka photo macro janagn kwatir, banyak makhluk-makhluk aneh nan unyu bermukim di sepanjang wall yang membentang asalkan mata jeli dan sensitif dimana mereka berada. Atau bawalah Guide Dive yang bermata setajam elang dan memiliki sabar tak bertepi. Terkadang dapat teman atau guide yang rajin menunjukan objek yang ciamik, namun setelah itu kabur ntah kemana,,tinggal lah kita termehek-mehek mencari objek yang ditunjukan tadi. Hehehe dia pikir di darat dan di dalam laut sama, padahal beda jauh Gan. Di dalam laut semua kece, semua cantik, full color, terkadang flat, sehingga susah sekali memfokuskan pandangan pada satu view.

                Dive spot Housereef seperti namya pastinya terletak di muka home stay tempat kita bermalam selama di Tanjung Waka. Merupakan tempat tercantik dari 9 titik penyelaman, sayangnya dive spot ini tidak bisa di selami setiap waktu, harus melihat kondisi arus, dikala arus tenang alias trada maka saat yang tepat untuk menyelami dan menikmati keindahan taman laut yang membuai jiwa. Tidak hanya terumbu karang yang sehat dan aneka jenis dan warna, ikan-ikan lebih ramai di lokasi ini, namun seperti yang dituturkan diatas ikan-ikan di sini super pemalu tak seperti di Raja Ampat dan Komodo, ikan-ikan sepertinya narsis jika diphoto. Kontur dasar laut semi wall, banyak terdapat BO window kecil, yang ciamik sebagai boot photo underwater. Selain House reef yang unik, divespot Wailia juga menyajikan kontur dasar laut dengan Wall yang menakjubkan, sekilas dive spot ini mirip dengan sala satu dive spot di teluk Triton Kaimana. Penyelaman di Wailia merupakan dive ke 9 alias dive yang menurut rencana kedua terakhir, namun sehabis dive di sini badai menerjang, Selama 3 hari 3 malam kami di Tanjung Waka Hujan sama sekali tak menyapa, walau awan tebal sering memayungi kami selama trip dive. Hari terakhir dive pertama, lokasi penyelaman rencananya tepat di ujung tanjung pulau Sula, dimana Desember adalah surganya angin barat untuk bermain-main dengan gelombang. Saat pergi laut hanya beriak-riak kecil, langit pun tampak cerah ceria. Setelah 60 menit menelusuri wall Wailia mencari si makhluk 3G (Ganteng-ganteng Ganas) yakni Hiu, tanpa hasil tentunya, kamipun naik kepermukaan, yang disambut cuaca yang mulai takbersahabat. Diujung cakrawala lagit mulai menghitam menandakan hitungan menit badai akan menyapa daratan kepulauan Sula. Beruntung kami naik di waktu yang pas, sehingga tak perlu bersusah payah beratarung dengan ombak dan angin yang mulai menggila. Namun trip dive takan menjadi seru dan berwarna jika tak menghadapi terjangan ombak. Hal ini lah yang menjadi warna selama perjalan pulang ke Homestay. Body kapal yang memang kecil dengan mesin 90 pk bersusah payah menerjang ombak dan angin yang tak lelah mengajak bermain-main di laut lepas. 30 menit berasa 2 jam, tak henti hati berjikir mohin keselamatan sang Maha Penguasa Alam Semesta.
Selalu suka gaya Oma yang perkasa

                Nite dive yang biasa menjadi nitemare bagi karis diving ku, kali ini begitu menyenangkan, ntah karena sebelum ke Sanana aku sempat nite dive di Ternate bareng Kang Adith atau karena peserta fun dive yang banyak membuat aku begitu menikmati malam-malam di bawah air Tanjung Waka. Giliran aku yang sudah rileks akan gelap-gulitanya bawah laut yang bersinarkan lampu-lampu para divers,. 30 menit menjelang akhir penyelaman dikedalaman 10 meter arus tiba-tiba menggila, yang tadinya kami teratur, tenang dan asik mencari makhluh-makhluk unyu penghuni laut yang lagi terlelap, kocar-kacir menacari pegangan pada bebatuan agar tak terbawah arus ke tengah.  Beruntung semua divers yang ikut nite dive tak satupun yang panik dan semua lengkap saat Leaders guide memutuskan untuk segera naik kepermukaan. Anehnya di atas laut dan cuaca adem ayem, damai tentram, tersenyum mengejek ke kami yang baru di kasih arus sudah menciutt seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
                Di dive ke 4 divespot Umalek kami berjumpa belasan penyu, satu diantara tak selincah dan seagresif kawanannya. Aku bahkan sempat bisa mengimbangi doi berenang, potret sana-sini dari segala sisi. Sempat heran juga, kenapa doi yang bertubuh kecil dibanding teman-temannya ini tak selincah yang lain. Pertanyaan ini terjawab setelah malamnya, saat aku mereview hasil jepretan-jepretan yang mengenaskan, sedih jarang ada yang bagus yang membuat lidah berdecak kagum. Ternyata si doi Tuturuga mungil ini, selain memang sudah usia lanjut, doi terluka di bagian sayap kiri, tampak merah segar mewarnai sisi sayapnya, belum lagi warna temperung yang dipenuhi parasit...sepertinya doi sakit parah,,uhukssssss...lara seketika aku melihat photo ku, sesal selalu datang terlambat, tadi aku begitu agresif mengejar-mengejar doi untuk mengambil photo terbaik, pantesan doi tak langsung melesit bak pesawat tempur, ternyata oh ternyata doi mungil ini sedang sakit parah...hiksss..hiksss,,Hanya bisa berdoa semoga doi cepat sembuh dan dikasih yang terbaik.
Pak Triss 

                Selaian taman laut yang mempesona, pantai-pantai berpasir putih membuat diving di Tanjung Waka semakin sempurna. Karena di pepasir putih berhiaskan tebing-tebing karang yang rindang akan pepohanan menjadi tempat ternyaman dan instragrameble di kala survice interval (waktu jeda antara satu dive dengan dive berikutnya).  Khusus bagi ku, pepasir putih bersih dengan sapuhan air laut merupakan kasur terempuk dan terindah berbaring diatasnya sembari menatap langit biru  bertemankan suara terindah deburan ombak, kicau burung serta bisikan angin laut yang mebuai mesra hati yang gulana. Tak hanya pantai-pantai yang bikin hati merindu, namun terdapat juga air terjun super mini yang jatuh lepas tanpa beban ke pantai, segar dan bening airnya,,,arggggh suasana yang takpernah ku temui di kota ku mencari nafkah, beruntunglah masyarakat Sanana yang berhalamankan pantai, laut, dan bukit-bukit yang menghijau yang membentuk satu kesatuan pemadangan kelas dunia.
                Malam terindah jika trip ke Indonesia Timur adalah berburu milky way,paling tidak jika tak berjumpa bisa melihat dan menikmati miliaran bintang di langit kelam Indonesia Timur nan eksotis.  Seperti malam ke 3 di Tanjung Waka, Aku, Amy dan Pak Triss, menanti langit bertaburan bintang sembari rebahan di kursi pantai,,,semakin malam semakin gemerlap, seperti tabir yang tersingkap sempurna, langit walau gelap begitu bersih tanpa awan, tanpa bulan, hanya ada bintang-gemintang yang cemerlang dan sabuk milky way tersenyum tipis, menggoda utuk diabadikan. Anak muda memang juara jika soal Teknologi dan uliki-mengulik. Hanya menggunakan Handphone LG5, Kombinasi Amy dan Pak Triss sukses menjepretaku dengan latar belakang Milky Way yang Keren nan elegan. (Sttttt Milky way nya yang kece badai bukan ako...hehehe).









               

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA