UJI NYALI DI TELUK TRITON KAIMANA



Kapal yang terdampar di Kaimana Beach photo Taken Pak Triss

 Kami Tim Hore termasuk kelompok super nekad Sobat, bayangkan kami ber9 sama sekali belum pernah ke Kaimana, apalagi untuk jelajah Teluk Triton. Bahkan kami pasrah saja saat ber 9,  kami hanya di pandu oleh 1 orang Dive Guide cowok ambon manise yang terdampar di Kaimana.  Masgul juga rasanya, namun dimaklumi ,,kami trip disaat hari besar umat Kristiani. Sama halnya kalau pulang kampung saat Lebaran, bukan hanya makanan yang susah di cari, manusiapun ikut-ikutan langkah...(hahaha)
Diawal check dive kami semangat 45, tak sabar kiranya berjumpa makhluk-makhluk kece dalam air. Ber 9 plus Jack sebagai GuideDive dan pak Jafar yang menemani.  Kami benar-benar acak kadut tak sadar kalau mbak Kiki dan Adik Amy ga bisa tenggelam, sementara aku bermasalah dengan tabung yang mau lepas dari ikatannya, beruntung Pak Triss dan Jack siaga di samping ku. Tapi gara-gara menolong  ku, kami ketinggalan teman-teman lain yang sudah tak terlihat sama sekali (lagi dan lagi visibility bikin hati termehek-mehek. Kami bertiga menjadi yang terkhir naik ke permukaan. Awalnya aku riang karena divesite Batu jeruk ini begitu cantik banyak ikan, dan juga coral yang masih sehat walafiat. Namun setelah tahu ada 2 teman yang tak jadi menyelam bahagiapun sirna.

Visibility yang jelek mebuat kami memutuskan menyelam  pada kedalaman maksimal 25 m. Temperatur rata-rata air di teluk Triton berkisar (28-29)’C.  Jauh hari pak Jafar sudah mengingatkan kami untuk Diving Safety, karena di Kaimana tidak tersedia Okigen murni apalagi fasilitas  chamber sebagai pertolongan bila terkena deco (Decompression Sickness).
Bo's Rainbow Point at Teluk Triton bay

Dihari kedua Jack benar-benar sendirian memandu kami di bawah air. Pak Jafar kembali ke Kaimana karena menjadi ketua perayaan Natal di kampung halamannya dengan berat hati undur diri. Beruntung dan berjuta terimaksih untuk Pak Triss yang selalu setia mengawal kami diving, beliau selalu menjadi yang terbelakang. Ga hanya menjadi swiper beliau juga mentor untuk ku dalam memoto macro....arghhhh asli...I loved It Macro. Terlebih si mata elang Lulu yang super tajam bisa menemukan makhluk-makhluk super duper imut nan mengemaskan di dasar laut. Dan gara-gara keasikan moto juga aku kehilangan buddy ku Pak Tris. Sungguh aku benar-benar sendiri di dalam air, dengan jangkaun penglihatan terbatas...5-7 meter saja...ikssss, yang buat aku panik..bukan keselamtan ku, namun Buddy ku...disini aku benar-benar takut kehilangan Pak Triss,,aku bimbang mau mundur mencari beliau, mau turun lebih dalam, atau naik saja???? . aku putuskan mundur 2-3 meter namun tak juga ketemukan Beliau, aku Tang-Ting-Tung, tak juga ada yang menghampiriku...akhirnya aku maju perlahan sembari mulai naik kepermukaan. Tak lupa sepanjang perjalanan aku Tang Ting Tung mencari petunjuk, namun tak juga ada yang muncul....huaksss aku mulai parno sobat...saat posisi ku di 7 meteran aku sadar sisi kiri ku adalah batu karang yang menjulang tinggi keatas, riak buih putih berhamburan di atas ku,,bertanda ombak di atas..aku batalkan untuk safety stop,,lanjut maju kedepan, setelah menemukan posisi aman di kedalaman 5 meter aku safety stop, aku putuskan naik kepermukaan sembari berdoa semoga Beliau sudah duduk manis di perahu...jikapun tak ada aku bisa meminta bantuan ke awak perahu dan berharap teman2 lain yang mungkin sudah naik duluan. 
Narsis dulu sebelum Angin Barat Menyapa tak ramah

Tak menunggu lama setelah aku muncul dipermukaan air laut, perahu yang selalu siap siaga, yang selalu setia menjaga kami dari atas meluncur cepat menghampiriku yang berteriak histris. Ternyata harapan ku hampa semu, tak ada Pak Triss, juga para teman lainnya...huaksss.  Kasian Pak Kapten dan asistennya,,aku bertanya bak orang kesurupan...”APAKAH LIHAT PAK TRISS YANG BERAMBUT PUTIH?”””””...dan mereka jawab belum ada yang naik,,,,serangan panik mulai melanda ku,,,5 – 10 menit berasa ratusan tahun, pada akhirnya teman-temanku satu persatu muncul di permukaan. H2C aku bertanya kesetiap teman ada pak Triss di bawa?? Aku baru percaya saat ku lihat fins kuning yang meliuk-liuk di bawa air,,,,,wuaaaaa. Jantung ku mau copot selam 30 menit ke belakang...sekarang hanya ada satu kata ALHAMDULILLAH....kami tetap ber 9 plus 1 org jack.
Tawa lepas penuh syukur setelah lepas dari lubang maut yang mencekam

Pengalaman tak kala seru dan aksi nekad kami adalah dive terakhir. Bila diawal dive kami juga bermasalah gara-gara kurang pemberat 2 teman kami tak jadi meyelam, parahnya kami yang sudah bergelora dibawah air tak sadar 2 teman kami tak bersama....(heheheh yang ini jangan di tiru ya Sobat). Hari terakhir penyelaman kami Tegang Mencekam, berawal hari sebelumnya selalu mendapatkan visibility yang buruk  di lokasi selat irish, kami pindah ke sisi luar pulau Daramai yang menghadap laut lepas, namun karena angin barat waktu menyelam pun tak boleh lewat jam 3 sore, karena langit berselimutkan mega hitam kelam. Awalnya kami akan turun di sebuah reef di tengah laut diantara dua pulau besar yang langsung ke laut lepas, namun ombak tak memungkin kami turun. Pak Rudy pun memacu kapalnya ke bagian dalam selat diantar pulau-pula karang, disinilah akhirnya kami turun.  Dive terakhir,,, Fins yang belum berumur 1 tahun ku beli tali nya putus,,,tadinya aku pikir ga bakal bisa ikut nyemplung,,ada hikmahnya dr. Santi jaga gawang, jadi fins dr. Santi dipakai dr. Kiki, dan aku memakai fins dr. Kiki. Canggung, kaku ga nyaman PASTI...namun aku berusaha untuk lupakan semua,,pada akhirnya aku sukses meluncur di kedalaman 15 meter. 

Nama dive site terakhir ini Mau Nus, diapit dua pulau karang.  10 menit berlalu dibawah air, tanpa coral yang cantik menawan visibility masih buruk, kontur dasar laut berupa bukit dan kami sedang berada di lerengnya. Tiba-tiba Jack yang sudah jauh memimpin di depan berbalik arah, kami ber8 pun ikutan berbalik arah, ga sampai 5 menit kemudian Jack melakukan hal yang sama...kembali kami ikutan...posisi kami mulai naik. Singkat cerita kemana Jack sang Guide mantul ke situ pula kami mantul...pada akhirnya Ibu susi mendekati Jack minta naik, lalu lulu dengan ganas memberi isyrat..”MAU DIBAWA KEMANA HUBUNGAN KITA...??” (hahahahha sembari nyanyi...yang ini bercanda)
Oma yang selalu eksis dan tenang

Aku yang tepat di belakang Lulu, memberikan tanda silang, yang berati membatalkan penyelaman. Pak Alfi sigap menarik tangan Adik, lalu  Jack, aku, Oma Dwie dan Lulu yang masih jelalatan mencari si doi cute (Nudi), ber6 kami berpegangan tangan membentuk lingkaran menghindari arus yang menghantam dari kiri kanan dan atas, perlahan dan pasti kami menjauh dari reef naik perlahan ke permukaan. Ibu susi, Pak Triss dan dr. Kiki..ntah kemana yang pasti aku sempat lihat mereka memberi isyarat sembari  tubuh terserat arus ke tengah laut yang membiru kelam.
Ber6 kami melakukan survival dive, cemas? Pasti. Takut? Bangetss. Takut bukan karena takut mati...tapi takut 3 teman lagi Pak Triss, Bu Susi dan dr. Kiki tak bersama,,,ntah bagaimana nasibnya. Sejujurnya dengan kami  berpegangan erat, saling bertatapan, bawa semua baik-baik saja, dan kami akan melalui ini bersama...walaupun   Lulu dan Jack masih sempat-sempatnya seperti  Tom and Jerry, rasanya mau tertawa (namun batin menolak), saat mereka rebutan memasang SOSIS Divers, ntah panik atau grogi karena direcokin Lulu, Sosis dilepaskan Jack tanpa mengikat talinya ke Bcd Jack..Sosispun terbang melambung ke permukaan...HAHAHHAHA. 
I believe I Can Fly..klo kata oma mach..

15 menit yang menegangkan pun berlalu, kami akhirnya selamat dari lubang maut. 3 teman lain pun ceria menyambut kami dari atas perahu....berjuta ALHAMDULILLAH..NIKMAT MU YANG MANAKAH KAN KU DUSTAI???
Kami tim Hore memang Super NEKAD...jelas, kami sadari, kami menyelam jauh dari prosedur keselamatan standar yang di tetapkan. 1 orang Guide untuk ber 9, tidak ada  oksigen murni sebagai pertolongan pertama bila terjadi DECO, Hanya satu-satunya Jack yang paham akan dive di pulau Daramai,Sang kapten kapal, asistennya, bahkan semua penghuni pulau tak ada yang paham akan alat-alat diving...Namun ntah setan apa yang membuat kami tetap nekad menyelam,bahu membahu kami saling membantu memasang dan melepaskan alat diving.  Namun tekad bapak-bapak pulau daramai dalam melayani kami sepenuh hatilah,  buat kami lupa ingatan bawa kami menyelam melipir ke resiko kematian. 

Namun di balik ke Nekatan kami ada hikmanya, pertama Bapak-bapak dan adik-adik kecil pulau daramai mau belajar memasang dan merawat alat dive. Mama-mama dan adik adik perempuan belajar dalam melayani tamu sepenuh kasih. Kami pun belajar untuk tidak saling egois, ikhlas terhadap keadaan sesulit apapun, belajar hidup lebih santai...melupakan rutinitas yang tersusun rapi di otak, melepas sejenak keteraturan hidup di kota...menikmati alam Papua yang selalu punya kejutan...betul adanya Kita boleh berencana plan A, plan B, plan C dan bla..bla..bla..tapi semua Tuhan yang menentukan...Wuaaaa....indah nya petualangan  backpaker di Teluk Triton,,,ijin kan aku untuk pulang lagi...LoveTriton Bay




Pink Beach bikin lupa waktu






blenny taken by LULU
Selamat jalan Dugong,,jumpa dugong yang sudah almarhum,,,hiksss

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA