ALAM BAWAH LAUT TELUK AMBON UNIK, NAMUN SAYANG DI SAYANG

lion fish

Akhirnya waktu ku di Banda Naira berakhir juga, tgl 28 Desember 2014 berat hati meninggalkan pulau kecil nan indah penuh kehangatan dan keramahtamahan penduduknya. Teramat berat rasanya, dikarenakan pulang dan pergi aku harus berjuang menaiki KM. TIDAR. Lagi dan lagi Merpati air pesawat yang harusnya masuk ke Banda Naira di cancel,,,<#_#>"""""" Buyar sudah semua rencana plan A ku, yaitu sepulang dari Banda akan lanjut ke Pantai Ora. Matahari belum juga muncul saat klakson KM.TIDAR,,"TOOOTTTTTTTTTTTT' mengelegar membela kesunyian pagi yang tenang. Terlonjak aku dari kasur, segera membuka jendela, betul saja gemerlapnya lampu dari kapal yang berdek 7 ini mulai memasuki teluk Gunung api, makin aku beteeeee, artinya harus segera berkemas dan pergi pagi-pagi dari Naira itu sungguh bikin hati "NYESSSS". (-__-)"""

Jam 7.30 WIT. aku dengan  salah satu bapak karyawan hotel pun mulai naik ke anjungan kapal, Beruntung ada si bapak, yang siap membawakan tas diving yang semakin berat di kala pulang. Perjuangan naik kapal pun sama beratnya, sama resenya, sama menguras tenaganya. hampir di setiap sudut tempat sudah ditempati penumpang. Perjuangan pun berbuah manis, akhirnya kami bertemu Ko Paulus dan John teman diver ku selama di Naira Dive. Senang, bahagia, pasti karena mereka sedang duduk manis di kursi panjang yang hanya mereka berdua isinya,,,,Lega,,dan Trims My Lord. Obrlol sana-sini dengan Ko Paulus, beliau bilang,
Kalo ga keburu ke Ora join saja menyelam di Laha teluk Ambon. Jadinya sepanjang 8 jam perjalanan aku bimbang, Berharap bila kapal sampai Ambono jam 2 siang artinya aku masih sempat naik kapal cepat menuju Ora, namun bila kapal masuk lebih dari jam 2, itu artinya aku join bersama mereka.
buble coral

Sudah jodohnya harus diving di teluk Ambon, KM. Tidar masuk Ambon jam 16.00 WIT. Pupus sudah harapanku untuk melihat keindahan pantai ORA. Mau tak mau aku pun memeilih opsi ke 2, bergabung dengan Ko Paulus dan John bermalam Di Laha untuk diving keesok harinya di Blue Motion Dive.
Laha sebuah desa kecil sangat dekat dengan bandara Patimura, namun teramat jauh dari Ambon 1 jam perjalanan. Penginapan satu-satunya adalah Patra yang bekerja sama dengan blue motion diver. Para diver yang akan diving pastinya menginap di Patra. Harga kamar berkisar 175 ribu non ac sampai 275 rb ber ac.
Rumah makan di Laha sendiri amat susah, kalaupun ada satu dua dengan menu yang sangat tidak menarik. Di tambah dengan susahnya angkutan umum maupun ojeg yang melintas, rasanya lengkap sudah, terdampar di Laha. Namun aku masih bersyukur masih punya 2 orang teman Ko Paulus dan John.

Diving bersama Blue Motion dive itu sangat menyenangkan, selain staff yang ramah juga profesional. sangat teliti. Walau mereka baru di Ambon dan belum bisa berbahasa indonesia, namun standar pelayanan yang diberikan begitu memuaskan.  Terutama harga perdive nya sangat murah (cek di websitenya : www.dive-bluemotion.com ). Awalnya aku sempat ga pede, diving bersama blue juga 2 orang instruktur Paulus dan John, aku takut merepotkan mereka. Namun Ko Paulus memberikan beberapa tips dan menjelaskan bagaimana seharusnya diving di dive spot yang slove berpasir kaya dengan macro.
Boyancy yang harus bagus dan kaki yang menekuk keatas dengan posisi kepala yang lebih menukik ke bawah. Usahkan fins tak menyentuh dasar, karena akan mengganngu diver lain.  Dikedalaman 3-4 meter cobalah cek kenyamanan BCD, kaki jangan sering-sering di kayuh, atur napas perlahan. Begitu penjelasan Ko Paulus, yang harus aku terapkan.
double Nudibranch Comodoris

Dive spot pertama kami adalah Laha 2, kali ke2 aku masuk ke dalam laut dengan berjalan dari pantai. Namun kali ini perjuangannya YAHUTTTTTTT, harus berjalan 100 meter plus berenang 100 meter, dengan kondisi badan yang remuk redam sehabis mendaki gunung api Banda. Alamakkk, ini mau senang-senang atau mau kerja rodi???? . Berjalan di bawah terik matahari pagi indonesia timur dengan beban 15 kilo di pundak itu "SESUATU' ditambah harus berenang di laut yang mulai pasang, olaraga pagi yang 'SPESIAL PAKE TELOR+KEJU+KORNET" (#__#)"""
Sabar Miss Ana menyeret ku ketengah laut, bahkan sampai di dalam laut doi cantik berkebangsaan German ini sabar menuntun ku, menunjukan mahkluk-mahkluk aneh penghuni bawah laut teluk Ambon. Kedalam menyelamku pun terpecah di dive spot Laha2, 32 meter,,YUHUUUUUU (*_*)
Dive spot laha ini 11,12 belas dengan salah satu dive spot di Alor, namun di Laha untuk kehidupan macro nya JUARA,,,dominasi warna hijau dan abu menyelimuti dasar laut. Scorpion fish, eal moray, nudibranch, leaf fish, frog fish banyak terdapat di laha dive spot. Bahkan Nemo yang miskin di banda di sini beraneka jenis...
ngepoto leaf fish detik2 camera mati total :"(

WUAAA sungguh luar biasa, memang miskin coral dan jauh dari indah tak seperti taman laut. Namun kehidupan para mahkluk hidup macronya sungguh menakjubkan, betah berlama-lama di bawah laut, mencari- cari sesuatu yang unik dan aneh. Diatas permukaan laut, sangatlah tak menarik, air laut yang tak sejernih cristal water, sampah plastik yang mengambang ramai di permukaan, secara nalar malas untuk menyelam di laha. Terlebih saat menelusuri pantai laha yang memang padat penduduk di sepanjang garis pantainya.  Mereka membuang sampah langsung ke laut,,,ARGGHHHHHHHH, berasa di iris-iris hati ini. Kenapa manusia begitu tak menjaga alamnya, bukan kah kita hidup dari alam semesta yang wajib kita jaga kelestarian dan keberlangsungan nya????

Dive spot laha 1 tak berbeda jauh dengan dive spot laha 2, masih banyak kehidupan macronya, masih unik-unik dan menakjubkan. Namun derasnya arus dikala air akan pasang sangat merepotkanku, berat rasanya menantang arus, namun apa daya aku harus mengikuti Miss Ana sang dive master sekaligus body ku. Ntah karena unik nya ntah karena menakjubkan mahkluh kecil yang pintar menyamar ini membuat aku lupa daratan, tak sadar tabung udara ku, bersisa 40 bar lagi setelah 55 menit di bawah air. Cepat aku memberikan tanda ke Miss Ana. Sedih aku pun di bawah naik ke permukaan, Ikssss masih banyak yang belum ke eksplore.
pipefish

2x dive di Laha Teluk Ambon pun berakhir, tak menyangka alam bawah lautnya begitu kaya akan kehidupan macro, unik, khas dan menakjubkan. Sapa sangka tampak atas yang jauh dari indah, namun dalamnya menyimpan berjuta pesona yang tak habis untik di gali.
Berharap masyarkat Ambon terutama generasi mudanya, masyrakat sekitar pesisir pantai dapat menjaga kelestarian lautnya, minimal TIDAK MEMBUANG SAMPAH KE LAUT!!!!. PLAESE SAVE TELUK AMBON.
Terlintas dipikiran ku, andaikan, para masyrakat sekitar penggiat prawisata bawah laut, pastilah tanpa di suruh tanpa di bimbing, mereka dengan sendirinya menjaga, mencintai dan memelihara lingkungan alam bawah lautnya. Menungguh pemerintah untuk memulai rasanya akan teramat lama, jadi mulai dari mana harus bergerak??? mempedayakan masyarakat pesisir pantai sebagai roda wisata bawah laut indonesia timur. Satu PR besar untuk ku, untuk kita semua,,,

star fish

black star fish

cutlle fish

Komentar

  1. Salam kenal, saya Erwin dari majalah Venue, jakarta. mohom izin untuk bisa menggunkan foto2 diving di Teluk Ambon. jika harus membayar royalti saya bisa dihubungi di win.gumilar@gmail.com. saya tunggu jawabannya. terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURUG TUJUH SUBANG

CATALINA Si Angggun yang Tertidur Di Birunya Perairan Biak Papua

CATATAN KECIL FESTIVAL TANJUNG WAKA SANANA MALUKU UTARA